32 KK Warga Lumajang Mengungsi Akibat Banjir Lahar Panas dari Gunung Semeru

Banjir lahar panas dari Gunung Semeru meluap ke pemukiman warga di Kabupaten Lumajang. (Foto: BPBD)

Jurnas.net – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, menetapkan status darurat bencana akibat lahar Gunung Semeru. Akibat lahar tersebut mengakibatkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap ke pemukiman warga sekitar pukul 19.30 WIB, Kamis, 18 April 2024.

“Saya meminta Pak Sekda untuk menjadi koordinator, melibatkan berbagai instansi seperti BPBD, Dishub, Dinas Sosial, Dinas PUTR, TNI-POLRI, untuk bergerak bersama dalam situasi darurat ini,” kata Pj (penjabat) Bupati Lumajang, Indah Wahyuni, Jumat, 19 April 2024.

Berdasarkan data sementara yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, terdapat sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) mengungsi ke tempat lebih aman. Banjir lahar Semeru juga mengakibatkan tiga jembatan rusak, yakni Jembatan penghubung Desa Gondoruso dan Desa Bades di Kecamatan Pasirian, Jembatan di Dusun Sumberbulus Desa Oro-oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, dan Jembatan Jurangmangu di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko.

“Kemudian Jalan Nasional Candipuro terganggu, karena tergenang luapan lahar dingin Semeru,” katanya.

Baca Juga : Minim Perhatian dari Pemkab Lumajang, 27 Perlintasan Kereta Api Tanpa Palang Pintu

Menurutnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan langsung menuju lokasi banjir lahar, guna melakukan assessment dan percepatan penanganan banjir lahar dingin tersebut. Selain itu pelayanan Kesehatan sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan, BPBD Kabupaten Lumajang menurunkan satu unit perahu guna mempercepat proses evakuasi.

“Tim gabungan saat ini masih berada di lokasi untuk melakukan monitoring,” pungkasnya.