Perjuangan Mahasiswi Demi Lanjutkan Kuliah Melalui Beasiswa di Unusa

Ribuan pelajar dikukuhkan sebagai Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). (Insani/Jurnas.net)

Jurnas.net – Sebanyak 3.544 pelajar dikukuhkan sebagai mahasiswa baru (Maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Jawa Timur. Sebagian maba merupakan siswa berprestasi penerima beasiswa.

Di antaranya beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Afirmasi Nahdliyin, OSC Medcom, serta Beasiswa Santri Berprestasi yang difasilitasi oleh Kementerian Agama (Kemenag), bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

Salah satunya adalah Siti Hidayah, penerima beasiswa KIP-K yang diterima menjadi mahasiswa pada Prodi S1 Manajemen. Perempuan kelahiran Surabaya ini adalah salah satu dari penerima beasiswa yang memiliki tekad kuat, untuk melanjutkan pendidikan meskipun berasal dari keluarga sederhana.

Ayahnya, Kambyah, seorang pedagang soto di pinggir jalan, dan ibunya Muntamah, seorang ibu rumah tangga. Siti mengaku punya semangat luar biasa dalam mencapai impiannya.

Siti percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan dan memberikan harapan baru bagi masa depannya. “Motivasi saya untuk melanjutkan studi datang dari keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai impian dan tujuan karier saya,” kata Siti, usai dikukuhkan sebagai Maba Unusa, Senin, 9 September 2024.

Siti berkyakinan jika dirinya terus berusaha dan berdoa, Allah akan selalu membuka jalan dan pintu rezeki bagi siapa saja yang gigih berusaha. Keyakinan Siti ini diperkuat oleh inspirasinya dari sosok Almarhum B.J. Habibie yang sering ia jadikan panutan.

“Saya selalu mengingat kata-kata beliau: ‘Keberhasilan bukan milik orang yang pintar, namun milik orang yang senantiasa berusaha.’ Itu yang membuat saya terus termotivasi untuk tidak pernah berhenti berjuang, bahkan ketika menghadapi kegagalan,” katanya.

Baca Juga : Unusa Kukuhkan 3.544 Mahasiswa Baru Tahun 2024-2025

Ribuan pelajar dikukuhkan sebagai Mahasiswa Baru (Maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). (Insani/Jurnas.net)

Meski berasal dari keluarga yang secara finansial terbatas, Siti bersyukur karena dukungan penuh dari orang tuanya. “Orang tua saya sangat mendukung keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan. Mereka tidak pernah menuntut saya untuk mengikuti cita-cita tertentu, tetapi memberikan kebebasan penuh kepada saya untuk mengejar apa yang saya impikan,” ujarnya.

“Meski pekerjaan mereka sederhana, dukungan moral yang mereka berikan sangat besar dan menguatkan saya untuk melanjutkan pendidikan,” tambahnya.

Lulusan SMA Negeri 5 Surabaya ini merasa sangat beruntung karena memiliki dukungan moral yang kuat tidak hanya dari keluarga tetapi juga dari guru-guru di sekolah dan teman-temannya. “Selama proses seleksi beasiswa, saya banyak dibantu oleh guru-guru yang memberikan bimbingan dan teman-teman yang selalu mendukung. Mereka selalu menyemangati saya, meskipun saya sempat mengalami kegagalan. Dukungan mereka sangat berarti bagi saya,” ungkapnya.

Ke depan, Siti berharap agar ia dapat memanfaatkan beasiswa yang didapatkan sebaik mungkin. “Saya berharap bisa menjadi mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik. Saya ingin berkontribusi bagi kampus dan masyarakat. Saya ingin membanggakan kampus ini dan orang-orang yang telah mendukung saya sejak awal,” ujarnya.

Baca Juga : Mahasiswa Unusa Pamerkan Karya Wirausaha Inovatif

Ribuan pelajar dikukuhkan sebagai mahasiswa baru (Maba) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). (Insani/Jurnas.net)

Selain Siti, ada satu lagi yang patut diapresiasi semangatnya, dia adalah Melina Yunita, yang diterima sebagai mahasiswa Prodi S1 Bahasa Inggris. Perempuan kelahiran Paok, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, menunjukkan semangat luar biasa dalam usahanya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, di mana sang ayah, Marwan, bekerja sebagai tenaga kerja di Kalimantan, dan ibu, Murniati, menjaga warung di rumah.

“Motivasi terbesar saya tentu berasal dari orang tua. Mereka berharap salah satu anaknya bisa meraih gelar dan membawa harapan besar bagi keluarga. Meskipun mereka tidak terlalu mampu secara finansial, mereka tetap mendukung penuh saya untuk melanjutkan studi,” kata Melina.

Kata Melina, orang tuanya memang tidak pernah lelah bekerja keras demi pendidikan anak-anak mereka. “Ibu saya setiap hari mengelola warung kecil di rumah, sementara bapak bekerja di Kalimantan. Mereka telah berkorban banyak, dan saya tidak ingin menyia-nyiakan harapan mereka,” ujarnya.

Melina menceritakan, jika ia tidak mendapatkan beasiswa santri berprestasi, keluarganya mungkin tidak akan mampu sepenuhnya membiayai kuliah. Tetapi ia tidak menyurutkan tekad untuk kuliah. “Saya berusaha sekuat tenaga untuk meraih beasiswa, karena saya tahu betapa sulitnya orang tua saya membanting tulang demi pendidikan saya. Alhamdulillah, saya mengerti keadaan keluarga dan ini yang membuat saya bertekad kuat untuk mendapatkan beasiswa,” katanya.

Selain dorongan dari keluarga, lingkungan di pondok pesantren tempat Melina menempuh pendidikan, juga memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat belajarnya. “Pondok pesantren saya sangat mendukung proses studi lanjut ini. Mulai dari pendataan, pemberkasan, hingga diberikan kelas khusus untuk belajar kitab bersama ustadz. Dukungan teman-teman di pondok pesantren dan guru-guru juga sangat besar. Mereka mendorong saya untuk terus maju dan meraih cita-cita saya,” katanya.

Dalam proses meraih beasiswa ini, Melina mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran berharga. “Awalnya, teman saya yang mengajak untuk ikut dalam proses seleksi beasiswa ini. Setelah itu, pesantren mendukung penuh, mulai dari pengurusan berkas hingga menyediakan kelas khusus. Ini membuat saya semakin semangat untuk mengikuti proses seleksi,” ujarnya.

“Semoga dengan beasiswa ini, saya dan teman-teman yang mendapatkannya bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Kami ingin belajar lebih giat, lulus tepat waktu, dan berkontribusi bagi masyarakat jika diperlukan. Selain itu, kami juga ingin mengharumkan nama baik kampus. Semoga di masa depan, lebih banyak lagi beasiswa seperti ini, karena masih banyak di luar sana yang ingin melanjutkan pendidikan, tetapi terkendala biaya,” tandasnya.

Penulis: InsaniEditor: Amal