Perbaikan Pipanisasi Rampung, 6.472 Jiwa Warga Dampak Karhutla Bromo di Probolinggo Kembali Bisa Nikmati Air Bersih

Perbaikan pipa saluran air bersih di kawasan Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. (Dok: Humas Pemprov Jatim)

Jurnas.net – Sebanyak 2.240 KK atau sekitar 6.472 jiwa di empat desa di Kabupaten Probolinggo akhirnya tersenyum. Pasalnya, perbaikan pipanisasi saluran air bersih yang sebelumnya rusak akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Bromo telah rampung.

Berdasar assessment BPBD Jatim, kerusakan pipa yang terjadi di empat desa di wilayah Kabupaten Probolinggo ini telah mencapai sepanjang 11.600 meter atau sekitar 11 kilometer (km). Jumlah itu, meliputi, Desa Ngadirejo sepanjang 1.600 meter, Desa Sapikerep 3.400 meter, Desa Ngadas 5.100 meter, dan Desa Wonokerto sepanjang 1.500 meter.

Dengan rampungnya perbaikan pipa air bersih ini, ribuan warga terdampak di empat desa juga bisa tersenyum lega. Sedikitnya, 2.240 KK atau sekitar 6.472 jiwa yang tersebar di empat desa telah menerima manfaat dari perbaikan pipanisasi ini.

Jumlah itu meliputi, 450 KK atau sekitar 1.280 jiwa di Desa Ngadirejo, 1.026 KK (3.000 jiwa) di Desa Sapikerep, 530 KK (1.540 jiwa) di Desa Wonokerto dan sebanyak 234 KK atau sekitar 652 jiwa di Desa Ngadas.

“Alhamdulillah, saat ini perbaikan pipa yang rusak terbakar saat terjadi kebakaran hutan di Gunung Bromo sudah selesai. Masyarakat di empat desa juga sudah bisa menikmati air bersih seperti dulu,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Selasa, 31 Oktober 2023.

Saat terjadi kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo, lanjut Khofifah, pipa yang berfungsi menyalurkan air bersih untuk warga dari berbagai sumber air itu rusak karena ikut terbakar. Sehingga, ribuan masyarakat saat ini telah bisa menikmati lagi saluran air bersih dari sumber air yang sebelumnya sempat terdampak Karhutla.

“Semoga kejadian kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo yang diakibatkan flare pengunjung itu, tidak terjadi lagi di masa-masa mendatang,” katanya.

Menurut Khofifah, upaya perbaikan pipa yang rusak itu tidak hanya dilakukan tim Pemprov Jatim saja, juga melibatkan sejumlah relawan, masyarakat dan tokoh adat setempat. Upaya pelibatan masyarakat itu, dinilainya sangat penting, mengingat beberapa desa yang terdampak Karhutla masih menjunjung kuat tradisi dan adat budaya setempat.

“Dengan pelibatan masyarakat dan tokoh adat setempat, semoga perbaikan pipanisasi ini bisa menguatkan rasa gotong royong dan upaya pelestarian lingkungan di kawasan Gunung Bromo,” katanya. (Mal)