Jurnas.net – Tangis haru menyelimuti wajah Nanik Hariyati, 63, jemaah haji asal Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat dirinya terpanggil untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Perempuan yang sehari-hari berjualan cireng ini, tak pernah menyangka mimpinya akan terwujud enam tahun lebih cepat dari jadwal.
“Alhamdulillah, saya bisa berangkat tahun ini karena penggabungan mahram dengan adik saya. Padahal seharusnya saya baru berangkat tahun 2031,” kata Nanik, Rabu, 7 Mei 2025.
Perjalanan hidup Nanik tak bisa dibilang mudah. Ia kehilangan suami tercinta pada tahun 1995, saat ketiga anaknya masih kecil. Sejak itu, ia menjadi tulang punggung keluarga, bekerja apa saja demi menghidupi anak-anaknya.
“Dari pembantu rumah tangga, buruh pabrik kupruk, sampai kerja serabutan lainnya, semua saya jalani demi anak-anak,” kenangnya dengan mata berkaca.
Baca Juga : 2.598 Calon Haji Embarkasi Surabaya Belum Kantongi Visa Terancam Tak Berangkat
Pada 2014, Nanik menjual sebidang tanah peninggalan almarhum suaminya. Dari hasil penjualan sebesar Rp50 juta, ia sisihkan Rp25 juta untuk mendaftar haji, dan sisanya dibagikan kepada ketiga anaknya.
“Saya daftar haji tahun 2014, dan waktu itu diperkirakan baru bisa berangkat 17 tahun kemudian. Tapi Allah kasih jalan lewat adik saya, Sholihati, yang sudah mendaftar lebih dulu pada 2012. Saya bisa ikut dalam penggabungan mahram,” ucapnya.
Sambil memeluk koper dan menggenggam erat dokumen keberangkatan, Nanik tak henti mengucap syukur. Ia berdoa agar anak-anak dan cucu-cucunya kelak juga diberi kesempatan menjejak Baitullah.
“Semoga anak-anak diberi rezeki yang barokah, bisa haji juga. Saya sudah cukup bahagia bisa ke Tanah Suci. Perjuangan ini akhirnya terbayar,” pungkasnya.
Nanik akan berangkat ke Madinah melalui penerbangan SV 5185 dari embarkasi Surabaya pada Rabu, pukul 14.20 WIB.