Jurnas.net – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjangkit 18.581 ekor sapi per 29 Januari 2025. Dari jumlah tersebut, sebanyak 980 ekor sapi mati, 443 dipotong paksa, 11.016 masih sakit, dan 6.142 dinyatakan sembuh.
“Tingginya angka infeksi PMK ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto, Jumat, 31 Januari 2025.
Gatot menyebut wabah PMK ini hampir merata di Jatim, tersebar di 35 dari 38 kabupaten/kota terdampak. Hanya Kota Surabaya, Kota Mojokerto, dan Kota Pasuruan yang tidak melaporkan kasus, mengingat ketiga wilayah tersebut merupakan kawasan perkotaan dengan minim aktivitas peternakan.
“Lima daerah dengan jumlah kasus tertinggi adalah Lamongan (1.368 ekor), Jombang (1.332 ekor), Jember (1.267 ekor), Pacitan (1.134 ekor), dan Ponorogo (1.060 ekor),” ujarnya.
Baca Juga : Jawa Timur Butuh 9 Juta Dosis Vaksin PMK dan Baru Terima 12.500
Gatot menegaskan bahwa Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, telah menetapkan status darurat PMK sebagai respons atas penyebaran penyakit yang semakin meluas. Dengan status ini, BPBD Jatim ikut turun tangan dalam upaya penanggulangan.
“Dari BPBD Jawa Timur, kami mendukung penyemprotan disinfektan bersama dengan TNI-Polri dan juga Pramuka,” katanya.
Kata dia, penyemprotan disinfektan difokuskan di pasar hewan dan area peternakan yang teridentifikasi sebagai zona merah penyebaran PMK. “Kami melakukan penyemprotan sesuai permintaan peternak serta rekomendasi dari Dinas Peternakan,” ucapnya.
Selain penanganan bagi hewan yang sudah terinfeksi, lanjut Gatot, Pemprov Jatim juga mempercepat vaksinasi PMK bagi hewan ternak yang masih sehat. Dalam periode 30 Desember 2024 hingga 29 Januari 2025, sebanyak 165.000 dosis vaksin telah dialokasikan. “Namun hingga saat ini, distribusinya baru mencapai 55 persen atau sekitar 91.295 dosis,” katanya.
Kabupaten dengan realisasi vaksinasi tertinggi adalah Tulungagung, dengan 9.342 dosis yang telah disuntikkan. Pemerintah terus menggenjot vaksinasi agar penyebaran PMK dapat dikendalikan secepat mungkin.
“Kami mengimbau peternak untuk segera melaporkan gejala PMK pada hewan ternaknya, serta mematuhi protokol biosekuriti guna mencegah penyebaran lebih luas,” pungkasnya.