SIER dan Kanada Jajaki Aliansi Ekonomi Hijau, Fokus pada Inovasi dan Net Zero

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, saat pemaparan di hadapan delegasi dipimpin oleh Konselor dan Kepala Komisaris Perdagangan Kedutaan Besar Kanada, Meena Bhullar. (Dok: Humas PT SIER)

Jurnas.net – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) menerima kunjungan resmi delegasi Kedutaan Besar Kanada pada Rabu, 21 Mei 2025. Ini bagian dari upaya memperkuat diplomasi ekonomi antara kedua negara, khususnya dalam sektor industri ramah lingkungan dan berteknologi tinggi.

Delegasi dipimpin oleh Konselor dan Kepala Komisaris Perdagangan Kedutaan Besar Kanada, Meena Bhullar, didampingi oleh Francis Despatis (Sekretaris II dan Komisaris Perdagangan) serta Dewi Sari (Komisaris Perdagangan). Mereka disambut hangat oleh Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono.

Dalam kunjungannya, Bhullar menyoroti pentingnya kerja sama strategis di sektor industri yang mengedepankan keberlanjutan. Ia menyebut kunjungan ini sebagai tindak lanjut dari misi dagang besar Kanada ke Indonesia pada Desember 2024, yang melibatkan lebih dari 300 delegasi dari Kementerian Perdagangan Kanada.

“Struktur perdagangan kami saat ini masih bertumpu pada ekspor bahan mentah. Namun, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Mark Carney, Kanada mendorong diversifikasi pasar dan nilai tambah melalui kerja sama teknologi dan inovasi,” ujar Bhullar.

Bhullar juga memuji integrasi teknologi dan efisiensi pengelolaan kawasan industri SIER yang dinilainya sejalan dengan visi pembangunan hijau Kanada. Ia menegaskan kesiapan Kanada untuk menjalin kemitraan strategis jangka panjang dengan SIER.

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, berbincang dengan delegasi dipimpin oleh Konselor dan Kepala Komisaris Perdagangan Kedutaan Besar Kanada, Meena Bhullar. (Dok: Humas PT SIER)

Baca Juga : SIER dan Pemkab Ngawi Kolaborasi Pacu Investasi Industri Strategis

Sementara itu, Francis Despatis menambahkan bahwa Kanada kini mulai mengarahkan investasi ke sektor bernilai tambah seperti teknologi pengolahan limbah, air bersih, dan infrastruktur hijau. Ia menyebut pentingnya memahami langsung kebutuhan industri di Indonesia untuk membentuk solusi yang tepat guna.

Hal senada disampaikan Dewi Sari, yang menekankan bahwa transisi menuju emisi nol bersih (net zero emission) akan menjadi tema utama dalam kemitraan bilateral ke depan.

“Kami melihat peluang besar bagi perusahaan Kanada untuk masuk ke proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Kolaborasi ini harus bersifat inklusif dan jangka panjang,” tegasnya.

Baca Juga : May Day 2025, SIER: Sinergi Pekerja dan Dunia Usaha Kunci Ketahanan Industri Nasional

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, berbincang dengan delegasi dipimpin oleh Konselor dan Kepala Komisaris Perdagangan Kedutaan Besar Kanada, Meena Bhullar. (Dok: Humas PT SIER)

Menanggapi hal ini, Didik Prasetiyono memaparkan strategi SIER dalam mendorong pertumbuhan industri berbasis keberlanjutan di Jawa Timur, termasuk pengembangan kawasan industri baru di Ngawi yang dirancang terintegrasi dengan pelabuhan dan bandara melalui sistem logistik modern.

“SIER berkomitmen menjadi katalisator ekonomi hijau di Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur dan kolaborasi global, kami siap membuka peluang investasi baru yang mendukung industri masa depan,” kata Didik.

Pria yang juga menjabat Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia itu, menegaskan kesiapan SIER untuk menjalin kolaborasi dengan Kanada, khususnya dalam pengembangan teknologi bersih, smart manufacturing, dan integrasi rantai pasok global.

“Kami optimis kunjungan ini akan menjadi awal terbentuknya kolaborasi strategis, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi berkelanjutan Indonesia ke depan,” tandasnya.