Jurnas.net – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengintensifkan langkah nyata dalam menanggulangi banjir, salah satunya dengan membongkar bangunan liar (bangli) yang berdiri di sepanjang bantaran Sungai Kalianak. Kegiatan ini bagian dari upaya normalisasi sungai yang kerap meluap saat musim hujan, terutama di wilayah Kecamatan Asemrowo dan Krembangan.
Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Surabaya, Irna Pawanti, menjelaskan bahwa kegiatan pembongkaran ini merupakan tahap lanjutan dari penertiban sebelumnya.
“Penertiban pagi ini melanjutkan pekerjaan kemarin. Saat itu, kami telah menyelesaikan 42 bangunan, dan hari ini fokus menyelesaikan sisa-sisanya,” kata Irna, Kamis, 22 Mei 2025.
Irna menargetkan penertiban terus berjalan hingga pekan ini, dengan cakupan hingga titik Station (STA) 4+00. Dalam rentang waktu tersebut, total 89 bangunan akan dibongkar. Sementara itu, target keseluruhan hingga akhir Mei 2025 adalah 125 bangunan liar.
“Warga yang bangunannya masuk daftar penertiban sudah kami komunikasikan jadwal pembongkarannya. Ada yang masih butuh bantuan teknis untuk memotong struktur bangunan, ada pula yang ragu karena belum ada tanda penandaan,” jelasnya.
Baca Juga : Sebanyak 495 KK di Lumajang Mengungsi Akibat Banjir Lahar Panas Semeru
Kata dia, keterbatasan sinyal komunikasi di lokasi padat penduduk sempat menghambat proses pendataan dan penandaan bangunan. Namun hal ini tak mengurangi target untuk menyelesaikan seluruh pembongkaran sesuai jadwal.
Dalam aksi penertiban hari ini, sebanyak 56 bangunan telah berhasil dibongkar yang mencakup dua kecamatan Krembangan dan Asemrowo.
“Alhamdulillah warga sangat kooperatif. Baik masyarakat maupun para ketua RT dan RW di dua kecamatan ini sangat mendukung karena mereka sadar bahwa ini demi kebaikan bersama,” ujarnya.
Untuk mempercepat proses, Pemkot Surabaya juga menerjunkan alat berat dan tim dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM). Koordinator Lapangan DSDABM Surabaya, Dedi Suwardi, menyebutkan bahwa saat ini terdapat tiga unit excavator jenis long arm yang dikerahkan.
“Awalnya kami hanya pakai dua unit, tapi untuk mempercepat pembongkaran, kami tambahkan satu unit lagi,” kata Dedi.