Era Digital: Fuad Benardi Ajak Anak Muda Harus Tangguh dan Solutif Menuju Indonesia Emas 2045

Anggota DPRD Jawa Timur Fuad Benardi, Dalam diskusi bertajuk “Pengembangan Jasa Industri Menuju Indonesia Emas 2045. (Istimewa)

Jurnas.net – Hampir satu abad berlalu sejak ikrar Sumpah Pemuda dikumandangkan pada 28 Oktober 1928. Kini, di peringatan ke-97 tahun Sumpah Pemuda (2025), gema semangat persatuan itu kembali diuji di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan zaman yang semakin kompleks.

Dalam diskusi bertajuk “Pengembangan Jasa Industri Menuju Indonesia Emas 2045” yang digelar di salah satu hotel di Surabaya, Selasa malam, 28 Oktober 2025, Anggota DPRD Jawa Timur Fuad Benardi mengajak generasi muda untuk tidak larut dalam kenyamanan era digital, melainkan menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan solutif dalam menghadapi berbagai persoalan.

“Anak muda sekarang banyak yang kurang tangguh menghadapi tantangan, terutama di dunia kerja. Banyak yang pilih-pilih pekerjaan,” kata Fuad.

Menurutnya, perbedaan paling mencolok antara generasi masa lalu dan sekarang terletak pada pola tempaan kehidupan. Jika dulu anak muda ditempa oleh keterbatasan dan kesulitan, maka kini mereka justru diuji oleh kemudahan dan kemanjaan digital.

“Sekarang, yang sibuk justru orang tuanya ketika mendaftar sekolah. Dulu kami daftar sendiri. Dari hal kecil seperti ini, karakter dan kemandirian terbentuk,” ujarnya.

Fuad menilai kemandirian sejak dini adalah kunci pembentukan mental tangguh. Setiap tantangan yang dihadapi akan membentuk daya juang dan keteguhan karakter, nilai yang selaras dengan semangat Sumpah Pemuda untuk menyatukan perbedaan demi tujuan besar bangsa.

Fuad menekankan pentingnya anak muda untuk menjadi pemecah masalah (problem solver), bukan sekadar pengeluh di tengah derasnya perubahan zaman. Dengan mempertajam minat dan spesialisasi sejak dini, generasi muda diyakini mampu menciptakan peluang kerja dan inovasi baru.

“Kalau anak muda fokus pada bidang dan minatnya, peluang kerja akan datang. Mereka bisa menjawab tantangan menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.

Baca Juga : Upaya Kejaksaan Wujudkan Hukum Modern Menuju Indonesia Emas

Anggota DPRD Jawa Timur Fuad Benardi, Dalam diskusi bertajuk “Pengembangan Jasa Industri Menuju Indonesia Emas 2045. (Istimewa)

Menurutnya, visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia yang terampil, tetapi juga berkarakter kuat dan adaptif. Dalam konteks ini, lanjut Fuad, Sumpah Pemuda bukan sekadar sejarah, tetapi kompas moral dan semangat kolaborasi lintas bidang.

Fuad juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi muda yang kuat secara mental. Salah satu ancaman terbesar bagi pembentukan karakter positif, katanya, adalah perundungan (bullying) yang masih marak terjadi di lingkungan sekolah.

“Bullying bisa membuat anak muda kehilangan kepercayaan diri dan mental tangguh. Pendidikan karakter sangat penting agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berani, empatik, dan tidak lembek,” kata mantan Ketua Karang Taruna Surabaya 2019–2024 itu.

Fuad menegaskan bahwa pendidikan karakter yang berlandaskan nilai persatuan, toleransi, dan saling menghormati harus terus ditanamkan agar generasi muda tidak hanya cerdas, tapi juga humanis dan berintegritas.

Semangat 1928, Energi 2045

Sumpah Pemuda bukan sekadar kenangan masa lalu, tetapi komitmen yang hidup dan relevan untuk menjawab tantangan masa depan. Persatuan yang dimaksud bukan hanya persatuan wilayah, melainkan persatuan visi dan aksi dalam membangun bangsa yang tangguh.

Generasi muda dituntut menjadi agen perubahan (agent of change) cerdas secara intelektual, matang secara emosional, dan kokoh secara moral.

Ketika matahari terbenam di ufuk timur Surabaya, pesan yang menggema dari peringatan Sumpah Pemuda ke-97 ini jelas, Indonesia Emas 2045 bukan hanya tentang kemajuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga tentang generasi yang solutif, tangguh, dan bersatu dalam keberagaman.

Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-97. Pemuda bergerak, Indonesia bersatu.