Alasan Khofifah Sulitnya Padamkan Kebakaran Gunung Lawu

Water bombing saat diterjunkan dalam pemadaman karhutla Gunung Lawu di Jawa Timur. (Dok: BPBD Jatim)

Jurnas.net – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Gunung Lawu pada dua Kabupaten, yaitu Magetan dan Ngawi lambat. Berbeda dengan penanganan Karhutla Gunung Bromo, Arjuno dan Welirang yang bisa dipadamkan lebih cepat.

“Kalau Gunung Bromo pemadamannya lebih cepat karena tidak terlalu tinggi, kemudian untuk support relawan mobil tangki bisa disiagakan sewaktu-waktu. Kemiringannya juga tidak terlalu terjal. Pemadamam manual juga efektif,” kata Khofifah, Rabu, 11 Oktober 2023.

Khofifah menyebut Gunung Lawu memiliki akses terjal dan cukup tinggi. Sehingga penanganan Karhutlanya harus menggunakan water bombing. “Karena keterjalan tertentu membutuhkan teknik tertentu, untuk bisa menumbuhkan kembali habitat yang ada di daerah pegunungan, serta daya dukung lingkungan harus tetap dimaksimalkan,” katanya.

Berdasarkan data dari Perhutani, karhutla gunung Lawu hingga hari ke- 11 dilaporkan mencapai seluas 2004,63 hektare. Dari sisi Kabupaten Magetan seluas 700,5 hektar, dan sisi Kabupaten Ngawi 1304,13 hektare.

Hingga saat ini, lanjut Khofifah, upaya pemadaman karhutla Gunung Lawu masih terus dilakukan melalui jalur udara menggunakan water bombing. Demikian juga melalui jalur darat, sekitar 150 personel gabungan Perhutani, TNI, Polri dan relawan terus menyemprotkan air ke titik api yang bisa dijangkau.

“Mudah-mudahan karhutla Lawu bisa segera pad, sehingga bisa kembali pada habitatnya,” ujarnya. (Mal/Red)