Hari Dokter Nasional: Benjamin Dorong Reformasi Sistem Kesehatan

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Benjamin Kristianto. (Insani/Jurnas.net)

Jurnas.net – Dalam momentum peringatan Hari Dokter Nasional yang jatuh pada 24 Oktober, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Benjamin Kristianto menyerukan agar para dokter di seluruh Indonesia kembali menghayati makna luhur dari Sumpah Hippocrates janji abadi untuk mengabdi kepada kemanusiaan tanpa pamrih.

Menurut Benjamin, Hari Dokter Nasional yang bertepatan dengan berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 24 Oktober 1950, bukan sekadar perayaan profesi, melainkan refleksi atas panggilan hati seorang dokter.

“Profesi dokter bukan hanya pekerjaan, tapi bentuk pengabdian kemanusiaan. Dalam sumpah kita sudah berjanji untuk melayani sesama dengan tulus, bukan karena uang, tapi karena tanggung jawab moral untuk menolong pasien agar sembuh dan sehat kembali,” kata Benjamin, Jumat, 24 Oktober 2025.

Politisi Partai Gerindra itu, menegaskan bila setiap dokter bekerja dengan ketulusan dan integritas, maka penghargaan sejati akan datang dari Tuhan dan masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya empati terhadap pasien tidak mampu.

“Kalau kita menolong orang dengan ikhlas, terutama mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, Tuhan pasti membalas dengan cara-Nya. Jangan takut rugi karena menolong,” ujarnya.

Baca Juga : DPRD Jatim Resmikan Pressroom Pokja Indrapura: Perkuat Sinergi dan Kolaborasi dengan Media

Selain aspek moralitas profesi, Benjamin juga menyoroti tantangan sistemik yang masih dihadapi tenaga medis di Indonesia. Ia menilai perlu adanya reformasi kebijakan kesehatan nasional yang lebih berpihak pada kesejahteraan dokter, terutama mereka yang masih berjuang dalam pendidikan dan praktik.

“Dokter juga manusia. Mereka berkeluarga, menempuh pendidikan panjang dan mahal. Sudah sepatutnya pemerintah bersama BPJS dan Dinas Kesehatan memastikan ada lapangan kerja yang layak dan fasilitas kerja yang memadai, baik bagi dokter umum maupun spesialis,” tegasnya.

Benjamin menilai, dukungan kebijakan yang adil akan membantu tenaga medis bekerja optimal tanpa dibebani persoalan ekonomi. Dengan demikian, pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa lebih berkualitas dan merata di seluruh Indonesia.

Sebagai penutup, Benjamin mengajak seluruh dokter menjadikan peringatan Hari Dokter Nasional sebagai momen refleksi profesi untuk memperkuat komitmen pelayanan dengan hati.

“Kita boleh memperjuangkan kesejahteraan, tapi jangan lupa pada sumpah kita. Melayani dengan hati adalah jati diri seorang dokter,” pungkasnya.