Jurnas.net – Suasana penuh semangat kolaborasi mewarnai pelaksanaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-33 di Malang, Kamis, 30 Oktober 2025. Sejumlah tokoh nasional hadir dan memberikan pandangan strategis tentang masa depan kepemimpinan muda Indonesia yang berkeadaban dan berkelanjutan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun sinergi kolektif antar pemuda lintas organisasi dan elemen bangsa. Ia menilai, forum Tanwir IMM bukan sekadar pertemuan organisasi, tetapi ruang pembentukan pemimpin masa depan yang mampu menggerakkan perubahan.
“IMM menyiapkan masa depan dengan membangun sinergi untuk bersama-sama secara kolektif membangun negeri. Menurut saya, ini ide luar biasa,” ujar Khofifah.
Khofifah mengaku merasakan kuatnya semangat kolaborasi di tubuh IMM. Sebagai mantan kader PMII yang kini memimpin Muslimat NU, ia menegaskan bahwa semangat kebersamaan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah terjalin sejak lama, bahkan memiliki akar sanad keilmuan yang sama.
“Persaudaraan antara Muhammadiyah dan NU begitu kuat. Pilar-pilar bangsa harus terus membangun persatuan dan kebersamaan dalam berbagai program,” pesan Khofifah.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga mengajak seluruh kader IMM untuk terus menebar energi positif melalui kerja kolaboratif dalam implementasi keputusan strategis organisasi.
Sementara itu, Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, memperkenalkan gagasan Green Democracy atau Demokrasi Hijau, sebuah konsep politik yang menempatkan keseimbangan dan keberlanjutan sebagai inti dari demokrasi modern.
“Green Democracy bukan sekadar soal lingkungan, tapi tentang jiwa bangsa yang hidup selaras dengan alam dan nilai. Ketika politik kehilangan nilai, yang lahir adalah kerakusan. Ketika pembangunan kehilangan keseimbangan, yang tumbuh bukan kemajuan, tapi kerusakan,” tegas Sultan.
Baca Juga : Mahasiswa Ingatkan MKD DPR: Jangan Tunduk Tekanan Politik dan Opini Publik

Ia menegaskan bahwa DPD RI berkomitmen menjaga keseimbangan pembangunan ekonomi, sosial, dan ekologis melalui kebijakan yang berpihak pada rakyat serta melestarikan budaya dan lingkungan daerah.
Menurut Sultan, perjuangan Muhammadiyah melalui prinsip amar ma’ruf nahi munkar sejalan dengan semangat politik etik dan keberlanjutan.
“Pemimpin sejati adalah penanam nilai, gagasan, dan tindakan yang membawa kehidupan,” kata Sultan, sambil mengutip hadis Rasulullah SAW, ‘Jika kiamat terjadi besok dan di tanganmu ada bibit pohon, maka tanamlah.’
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebutkan dua alasan fundamental kehadirannya. Pertama, karena masa depan bangsa berada di tangan pemuda yang berproses dan mempersiapkan diri secara serius.
“IMM adalah salah satu organisasi yang menjadi sumber penyiapan anak bangsa untuk menjadi pemimpin masa depan,” ujarnya.
Kedua, tema Tanwir yang berkaitan dengan energi dianggap sangat relevan dengan tantangan bangsa. Bahlil berpesan agar mahasiswa di era keterbukaan informasi mampu membangun diskursus berbasis data yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Bangunlah wacana yang konstruktif, bukan hanya reaktif. Data yang kuat akan membangun kebijakan yang benar,” tandas Bahlil.










