Kolaborasi BUMN-Komunitas di Nusa Penida: SIER Buktikan Industri Bisa Menjaga Laut

Akaryawan SIER sebelum merestorasi terumbu karang di Sental Dive Site, Nusa Penida, Bali. (Humas PT SIER)

Jurnas.net – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui aksi nyata konservasi laut. Dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), SIER menggandeng Blue Corner Marine Research (BCMR) dan Komunitas Baik, melakukan restorasi terumbu karang di Sental Dive Site, Nusa Penida, Bali, salah satu wilayah dengan biodiversitas laut tertinggi di dunia.

Langkah ini menjadi simbol kuat bahwa sektor industri juga mampu mengambil peran strategis dalam menjaga masa depan lingkungan. Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, bahkan turun langsung ke dasar laut untuk melakukan penanaman struktur restorasi bersama tim BCMR dan relawan komunitas lingkungan.

“Restorasi ini bukan sekadar kegiatan simbolis, tapi cerminan dari integrasi nilai keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan. Kami ingin menunjukkan bahwa industri bisa menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah,” ujar Didik, Minggu, 29 Juni 2025.

Restorasi terumbu karang yang dilakukan SIER didasarkan pada pendekatan ilmiah yang dikembangkan BCMR unit konservasi dari Blue Corner Dive Center, Nusa Lembongan, yang telah aktif sejak 2013. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, BCMR memiliki pemahaman mendalam atas dinamika ekosistem laut Nusa Penida, termasuk dampak negatif dari aktivitas manusia dan perubahan iklim.

Ahli biologi laut BCMR, Egi Priadi Pamungkas, menyambut baik inisiatif SIER ini. “Terumbu karang bukan hanya rumah bagi ribuan spesies laut, tetapi juga pelindung garis pantai dan sumber kehidupan masyarakat pesisir. Kolaborasi seperti ini adalah bentuk tanggung jawab kolektif yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Baca Juga : Tiga UMKM Binaan Raih Juara: SIER Raih Penghargaan Nasional Pembina UMKM Terbaik 2025

SIER kolaborasi dalam restorasi terumbu karang di Sental Dive Site, Nusa Penida, Bali. (Humas PT SIER)

Ia juga menambahkan bahwa ini adalah kali pertama BCMR bekerja sama dengan BUMN. “Kami harap langkah SIER bisa jadi contoh bagi BUMN lain untuk ikut ambil bagian dalam konservasi laut secara aktif,” katanya.

Sementara itu, Septi Hariana dari Komunitas BaikBaik menilai kolaborasi ini bukan hanya membawa dampak ekologis, tetapi juga sosial. Program beasiswa magang bagi mahasiswa kelautan yang digagas BCMR, katanya, membuka ruang baru bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam menjaga laut.

“Pelestarian laut bukan semata urusan pemerintah atau LSM. Kehadiran BUMN dalam gerakan ini adalah bukti bahwa konservasi kini menjadi agenda strategis pembangunan,” jelas Septi.

Program ini juga memperkuat penerapan prinsip keberlanjutan dalam operasional SIER. Kepala Departemen TJSL dan Keberlanjutan PT SIER, Puspitha Ernawati, menegaskan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) ke-14: Ekosistem Laut.

“Kami percaya bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh bertentangan dengan kelestarian lingkungan. Justru, industri harus menjadi pionir dalam menciptakan keseimbangan baru: antara profit, planet, dan people,” ujarnya.

Sebagai bagian dari ekosistem BUMN di bawah BPI Danantara Indonesia, SIER menargetkan agar restorasi ini menjadi pemicu lahirnya lebih banyak kolaborasi lintas sektor di bidang konservasi. “Indonesia adalah negara maritim. Jika laut kita rusak, maka masa depan kita ikut terancam. Inisiatif ini adalah investasi jangka panjang untuk generasi mendatang,” pungkasnya.