Jurnas.net – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, terus mendorong penguatan ekosistem industri nasional melalui sinergi antarwilayah. Dalam Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur-Maluku yang digelar di The Natsepa Resort & Conference Center, Rabu, 23 April 2025. Khofifah memperkenalkan kawasan industri PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) sebagai pusat logistik dan pengolahan hasil laut yang potensial untuk dimanfaatkan investor Maluku.
Dalam forum yang mempertemukan pelaku usaha dari kedua provinsi, Khofifah menyoroti pentingnya keberadaan fasilitas cold storage dalam menjaga kualitas dan nilai jual hasil perikanan saat musim panen. Menurutnya, potensi laut Maluku yang begitu besar membutuhkan dukungan infrastruktur logistik modern agar bisa memberikan nilai tambah maksimal bagi nelayan dan pelaku industri.
“Ketika musim tangkap tiba, hasil laut melimpah. Tapi kalau tidak dikelola dengan baik, bisa rusak sebelum sampai ke pasar. Cold storage seperti yang dimiliki SIER akan menjadi penopang penting rantai pasok dan stabilitas harga,” kata Khofifah.
Selain itu, Khofifah juga menegaskan bahwa pembangunan sektor kelautan bukan hanya soal pertumbuhan ekonomi, tapi juga upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dengan memperkuat sektor pascapanen dan distribusi hasil laut, kerja sama ini dinilai dapat menjadi jalan keluar dari ketimpangan nilai jual yang kerap dihadapi para nelayan.
Baca Juga : Menembus Batas Global, SIER dan Rusia Bangun Fondasi Kerja Sama Industri dan SDM Berkelanjutan
Khofifah menyebut, misi dagang ini bukan hanya sekadar ajang transaksi bisnis, tetapi juga tonggak penting untuk membangun jejaring lintas budaya dan ekonomi. “Jawa Timur berperan sebagai poros ekonomi timur Indonesia. Melalui kerja sama dengan Maluku, kami berharap dapat membangun ekosistem industri yang saling menguatkan,” katanya.
Total transaksi yang dibukukan selama kegiatan ini mencapai Rp460,75 miliar, meningkat dua kali lipat dibandingkan misi sebelumnya pada Desember 2021. Komoditas yang diperdagangkan meliputi hasil perikanan, produk peternakan, hasil hutan, dan makanan olahan.
Jawa Timur sendiri tercatat sebagai provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar kedua nasional setelah DKI Jakarta, menyumbang 14,39 persen terhadap PDB nasional. Perdagangan antarwilayah pun menjadi salah satu andalan, di mana Jatim mencatat surplus perdagangan tertinggi nasional sebesar Rp209 triliun pada 2023.
Baca Juga : Jadi Kawasan Industri Percontohan Energi Hijau: SIER Terima Kunjungan Delegasi Internasional
Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, menyatakan siap menjadi mitra strategis dalam mendukung integrasi industri perikanan Maluku. Menurutnya, fasilitas cold storage dan logistik yang dimiliki SIER dirancang untuk memperkuat rantai pasok hasil laut secara efisien.
“Kami tidak hanya bicara soal investasi, tapi juga soal inklusivitas dan pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal. Dengan sinergi seperti ini, kami yakin sektor perikanan bisa menjadi tulang punggung ekonomi maritim nasional,” kata Didik yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia.
Respons Positif dari Maluku: Awal Kolaborasi Berkelanjutan
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyambut baik tawaran sinergi ini. Ia menilai kerja sama antardaerah adalah pilar penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah. “Satu komoditas bisa memberi nilai, tapi kolaborasi bisa menciptakan masa depan,” ujarnya.
Melalui langkah strategis ini, Jawa Timur dan Maluku tidak hanya mempererat hubungan dagang, tapi juga membuka jalan menuju industrialisasi hasil laut yang inklusif dan berkelanjutan.