Jurnas.net – Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 menjadi momentum penting bagi PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) untuk menegaskan komitmen terhadap kesejahteraan pekerja dan penguatan iklim investasi nasional. Dengan semangat damai dan aspiratif, May Day 2025 dipandang sebagai tonggak mempererat kolaborasi antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah.
Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, menegaskan bahwa pekerja adalah pilar utama dalam ekosistem industri. Karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan tenaga kerja harus berjalan beriringan dengan penciptaan lingkungan usaha yang sehat dan kompetitif.
“Kami menghormati setiap aspirasi yang disuarakan pekerja. Peningkatan kesejahteraan buruh merupakan elemen vital dalam memperkuat daya saing industri nasional,” kata Didik, saat dikonfirmasi, Selasa, 29 April 2025.
Di tengah ketidakpastian global – mulai dari perang dagang, fluktuasi ekonomi, hingga ketegangan geopolitik – Didik mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu menjaga stabilitas iklim investasi.
“Badai ekonomi dunia menuntut sinergi yang lebih erat antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Di tengah badai ini, hanya kapal yang solid dan nakhoda yang kompak yang mampu bertahan,” ujarnya.
Didik menekankan, menciptakan iklim investasi yang sehat adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah atau dunia usaha. Kepastian hukum, kebijakan yang konsisten, dan stabilitas sosial menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dunia usaha, baik domestik maupun internasional.
Baca Juga : Menembus Batas Global, SIER dan Rusia Bangun Fondasi Kerja Sama Industri dan SDM Berkelanjutan
Sebagai bagian dari komitmen menjaga ease of doing business, Didik mendorong penyelenggaraan layanan perizinan, investasi, dan operasional yang efisien, transparan, serta bebas hambatan non-teknis.
“Memperkuat ease of doing business bukan sekadar mempercepat perizinan. Ini tentang membangun kepastian hukum, mengurangi biaya ekonomi tinggi, dan menciptakan ekosistem yang mendukung investasi jangka panjang. Itulah pondasi memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja secara berkelanjutan,” tegasnya.
Didik juga mengapresiasi langkah progresif Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang terus memperkokoh iklim investasi dan harmonisasi hubungan industrial.
Berkat inisiatif strategis di bidang infrastruktur, digitalisasi layanan investasi, serta penguatan dialog sosial, Jawa Timur semakin menegaskan posisinya sebagai gerbang baru Nusantara dan pusat logistik utama Indonesia Timur.
“Jawa Timur memiliki potensi besar sebagai simpul pertumbuhan ekonomi baru nasional. Dukungan pemerintah daerah yang responsif dan terbuka terhadap dunia usaha menjadi modal penting dalam mempercepat transformasi ini,” katanya.
Sebagai Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Didik menyoroti pentingnya menjaga kolaborasi tiga pilar — pekerja, pengusaha, dan pemerintah — untuk memperkuat ketahanan industri nasional.
“Gangguan terhadap investasi, baik dalam bentuk pemerasan, intimidasi, maupun ketidakpastian hukum, tidak hanya mengancam dunia usaha, tetapi juga keberlangsungan lapangan kerja,” tegasnya.
Baca Juga : Program Lateral Thinking: SIER Perluas Wawasan UMKM Hingga ke Pasar Global
Selain perlindungan hak-hak pekerja, Didik juga menekankan pentingnya pengembangan kompetensi, penguasaan teknologi, dan peningkatan produktivitas.
“Di era perang dagang dan pesatnya perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), kualitas sumber daya manusia menjadi faktor utama untuk memenangkan kompetisi global. Perlindungan hak buruh harus sejalan dengan penguatan kapasitas pekerja,” jelasnya.
SIER, lanjut Didik, berkomitmen membangun ekosistem industri yang tak hanya melindungi hak pekerja, tetapi juga mengembangkan potensi mereka melalui program pelatihan, sertifikasi, dan adopsi teknologi terbaru.
Sebagai pengelola kawasan industri, SIER juga aktif memperkuat dialog sosial yang konstruktif. Setiap perbedaan pendapat diharapkan dapat diselesaikan lewat komunikasi terbuka, penuh rasa saling menghormati.
“Kesejahteraan pekerja, pertumbuhan perusahaan, keberlanjutan investasi, dan daya saing nasional adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Semua harus bergerak bersama untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” pungkas Didik.