Jurnas.net – Kasus penganiayaan dua petugas Satpol PP Kota Surabaya, Jawa Timur, bakal jalan terus. Pasalnya, korban ingin polisi menangkap pelaku penganiayaan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyerahkan kepada korban penganiayaan untuk membuat keputusan, apakah proses hukum jalan terus atau dihentikan. Meski begitu, Eri menyampaikan apabila ada yang meminta maaf, maka sebagai manusia dan sebagai umat nabi Muhammad sudah selayaknya memberikan maaf.
“Untuk kasus hukumnya silahkan terserah mereka karena ini negara hukum. Jadi, ini juga menjadi pembelajaran bagi kita semuanya, agar dalam melakukan sesuatu harus bisa menghargai orang lain, ketika melaksanakan sesuatu tidak boleh melukai dan menyakiti orang lain,” kata Eri, Senin, 4 Desember 2023.
Hal itu disampaikan Eri saat menjenguk kediaman TA, salah satu petugas Satpol PP korban penganiayaan oleh buruh. Eri didampingi istrinya serta Kasatpol PP Kota Surabaya M. Fikser.
Kedatangannya, lanjut Eri, untuk memberikan semangat kepada jajarannya. Eri menyebut TA tak bersalah, bahkan bawahaannya dianggap bekerja menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar dengan membantu orang lain saat bertugas.
“Beliau ini menjadi contoh bagi seluruh jajaran Pemkot Surabaya. Selama tidak melanggar aturan syariat agama dan selama tidak melanggar aturan negara, maka lakukan pekerjaan itu dengan keberanian, ketegasan dan keikhlasan,” katanya.
Oleh karena itu, Eri menegaskan bahwa ketika nanti mereka sudah sehat dan sudah bisa bekerja kembali, Eri akan menggelar apel besar yang akan dihadiri seluruh jajaran pemkot Surabaya, baik melalui daring maupun luring. Dalam apel nanti, ia mengakui ingin memberikan penghargaan khusus kepada kedua Satpol PP itu, karena mereka ini layak dijadikan contoh dalam bekerja.
“Ayo kita bekerja menggunakan hati, ayo bekerja supaya bermanfaat bagi umat manusia lainnya, bekerja dengan ikhlas dan tidak boleh takut dalam menghadapi apapun. Ketika kita yakin bahwa Gusti Allah bersama kita, maka Gusti Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita dan keluarga kita,” ujarnya.
Sementara itu, TA, salah satu petugas Satpol PP yang dianiaya oknum buruh mengaku senang dan bangga bisa dijenguk langsung oleh orang nomor satu di Surabaya. Ia mengaku salut dengan perhatian pimpinannya, meluangkan waktu datang menjenguk dirinya di kediaman.
“Saya tidak pernah menyangka sebegitu perhatiannya beliau kepada saya, dan teman saya yang mengalami penganiayaan ketika bertugas di lapangan. Sekali lagi terimakasih banyak Pak Eri dan Bu Rini,” katanya.
TA juga menyatakan telah memaafkan oknum buruh pelaku penganiayaan. Namun, TA ingin proses hukum jalan terus, dan pelaku segera ditangkap. “Sebagai umat Nabi Muhammad sebagaimana yang dijelaskan Pak Wali tadi, saya sudah memaafkan, tapi proses hukumnya akan terus berlanjut,” pungkasnya. (Kurniawan)