Polda Jatim Sebut Pelaku Mutilasi di Kediri Psikopat Narsistik

Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jawa Timur. (Foto: Biddokes Polda Jatim)

Jurnas.net – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur mengungkap fakta baru, hasil penyelidikan terkait kasus mutilasi di sebuah hotel di Kota Kediri beberapa waktu lalu. Dari hasil pemeriksaan psikologi forensik terhadap tersangka, menunjukkan bahwa pelaku termasuk dalam kategori psikopat narsistik.

“Psikopat narsistik adalah kondisi di mana pelaku memiliki sifat antisosial, kurang empati, dan emosinya mudah meledak-ledak jika merasa tersinggung. Saat melakukan kejahatan, pelaku tidak menunjukkan rasa iba atau keraguan sedikit pun,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes M. Farman, Senin, 3 Februari 2025.

Hasil lainnya, lanjut Farman, juga menunjukkan bahwa tersangka tetap tenang selama melakukan mutilasi. “Dari hasil tes psikologis, pelaku tidak menunjukkan keraguan atau kepanikan saat melakukannya. Tidak ada rasa empati terhadap korban, sehingga digolongkan sebagai psikopat,” katanya.

Baca Juga : Kerabat Tersangka Hingga Penadah Mobil Diperiksa Terkait Kasus Mutilasi Kediri

Adapun ciri psikopat narsistik lainnya, pelaku melakukan sayatan pada tubuh korban dengan pisau kecil yang telah diamankan polisi. Berdasarkan dari analisis forensik, terungkap bahwa proses pemotongan tubuh korban dilakukan secara berulang-ulang menggunakan pisau kecil, yang menyebabkan proses tersebut berlangsung lama.

“Pisau buah yang kami amankan memungkinkan digunakan untuk mutilasi karena sayatan yang ditemukan sangat tipis. Itu menunjukkan bahwa pemotongan dilakukan berkali-kali. Dari hasil penyelidikan, butuh waktu sekitar lima jam bagi pelaku untuk menyelesaikan aksinya,” ungkapnya.

Dalam kasus ini, Farman mengaku juga telah memeriksa seorang pria berinisial M yang terekam CCTV saat bersama pelaku. Berdasarkan hasil penyidikan dan rekaman CCTV, M hanya bertugas mengantarkan tersangka tanpa mengetahui isi koper yang dibawa.

“Kami sudah melakukan pencocokan dengan rekaman CCTV yang beredar di media sosial. M hanya mengantarkan pelaku. Saat koper diangkat, terlihat jelas yang mengangkatnya adalah tersangka sendiri tanpa bantuan M,” pungkasnya.