Jurnas.net – Polda Jawa Timur mengerahkan anjing pelacak di lokasi longsor di RT 15 dan RT 16, RW 7, Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Tujuannya untuk percepatan pencarian enam korban, yang masih dinyatakan hilang tertimbun material longsor.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa proses pencarian korban dilakukan secara intensif, dengan dukungan teknologi dan personel terbaik. Termasuk penerjunan kembali anjing pelacak untuk mempercepat identifikasi lokasi korban.
“Pak Kapolda telah mengirimkan anjing pelacak untuk mendeteksi titik-titik yang diduga masih terdapat korban tertimbun. Tim Inafis Polda Jatim juga telah bergabung untuk memperkuat proses identifikasi. Mohon doanya agar semua berjalan lancar,” kata Khofifah, saat meninjau lokasi longsor di Trenggalek, Kamis, 22 Mei 2025.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggandeng berbagai pihak untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam upaya pencarian. Selain itu, dukungan dari akademisi turut dilibatkan untuk langkah mitigasi lanjutan.
“Tim dari Universitas Brawijaya akan membantu mendeteksi titik rawan longsor menggunakan alat canggih. Ini penting untuk mencegah longsor susulan, terutama saat curah hujan tinggi,” jelasnya.
Baca Juga : Khofifah Pastikan Bangun Hunian Tetap Untuk Korban Longsor Trenggalek
Khofifah juga meninjau puing-puing rumah warga yang tertimbun tanah, sekaligus memastikan seluruh kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, mulai dari pangan, air bersih, layanan kesehatan, hingga trauma healing. “Saya ingin anak-anak dan kelompok rentan tetap merasa aman dan tidak kehilangan harapan. Semua kebutuhan mereka menjadi prioritas,” katanya.
Khofifah menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim gabungan, mulai dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, relawan, tenaga kesehatan, hingga masyarakat yang terlibat aktif.
Khofifah memastikan bahwa proses pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akan segera dilakukan. Kata dia, Pemprov Jatim siap mendampingi warga agar relokasi dilakukan secara manusiawi dan komunikatif. “Tanah punya makna sejarah bagi warga. Maka, relokasi harus dibangun lewat komunikasi yang baik agar warga nyaman di tempat baru,” pungkasnya.
Sebagai informasi, longsor terjadi pada Senin, 19 Mei 2025 pukul 15.00 WIB akibat hujan deras. Material longsoran menutup akses jalan sepanjang 20 meter dengan ketebalan hingga dua meter. Sebanyak 12 rumah terdampak, lima di antaranya tertimbun. Total korban terdampak mencapai 10 KK atau 30 jiwa, yang kini telah dievakuasi ke tempat aman.