Santri dan Ketahanan Nasional: Yahya Zaini Serukan Revitalisasi Peran Santri di Era Modern

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini. (Istimewa)

Jurnas.net – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, menegaskan bahwa momentum Hari Santri Nasional 2025 harus menjadi titik tolak baru untuk memperkuat ketahanan nasional melalui pemberdayaan santri di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ia menilai, santri memiliki potensi strategis dalam menjaga keutuhan bangsa, terutama di tengah tantangan global dan disrupsi teknologi yang semakin kompleks.

“Santri bukan hanya penjaga moral dan akhlak bangsa, tetapi juga agen perubahan sosial yang dapat memperkuat kemandirian umat di bidang kesehatan, ekonomi, dan pendidikan,” kata Yahya, Rabu, 22 Oktober 2025.

Menurut Yahya, satu dekade penetapan Hari Santri Nasional sejak 2015 menjadi momen refleksi penting. Ia mengingatkan bahwa semangat Resolusi Jihad 1945 yang melandasi lahirnya Hari Santri harus diaktualisasikan dalam bentuk “Resolusi Jihad Baru”, yakni jihad melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketertinggalan di era digital.

*Santri dan Kesehatan Masyarakat*

Sebagai wakil pimpinan Komisi IX yang membidangi kesehatan, Yahya juga menyoroti pentingnya peran santri dalam menggerakkan gerakan kesehatan berbasis pesantren.

Ia menilai, pesantren bisa menjadi model edukasi kesehatan masyarakat yang efektif, terutama dalam mengatasi persoalan stunting, kesehatan reproduksi, dan penyakit menular.

“Kemandirian pesantren dalam mengelola unit layanan kesehatan seperti klinik atau poskestren harus diperkuat. Santri perlu menjadi duta kesehatan yang mampu memberi contoh hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.

Yahya menambahkan bahwa pemerintah perlu memberikan dukungan konkret melalui program pemberdayaan kesehatan santri yang terintegrasi dengan program nasional, seperti Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan penguatan layanan primer.

Baca Juga : DPR Peringatkan Lonjakan ISPA Mirip Covid-19: Desak Kemenkes Serius dan Perkuat Deteksi Dini 

*Ekonomi Santri dan Transformasi Digital*

Di sisi lain, Yahya menilai santri juga memiliki potensi besar dalam memperkuat ekonomi umat. Melalui program Santripreneur, one pesantren one product, hingga digitalisasi ekonomi pesantren, santri dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan pelaku usaha kreatif yang berdaya saing.

“Kita ingin pesantren tidak hanya menjadi pusat tafaqquh fiddin, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi yang berbasis nilai-nilai Islam dan kemandirian,” katanya.

Yahya menekankan perlunya dukungan lintas kementerian termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Koperasi untuk mewujudkan ekosistem ekonomi pesantren yang kuat dan berkelanjutan.

*Santri untuk Indonesia Maju*

Lebih jauh, Yahya menyebut Hari Santri bukan hanya perayaan historis, tetapi gerakan kebangsaan yang merefleksikan kontribusi ulama dan santri dalam mempertahankan NKRI dan membangun peradaban modern.

“Santri hari ini harus siap berkontribusi di semua lini, mulai dari bidang kesehatan hingga teknologi digital. Santri adalah bagian dari kekuatan bangsa dalam menghadapi era globalisasi dan krisis nilai,” pungkasnya.