Jurnas.net – Komitmen Jawa Timur dalam memperluas kerja sama investasi global kembali ditegaskan melalui webinar internasional “Investment Opportunity Ready to Offer – Netherlands Series”. Forum virtual yang digelar oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag ini menjadi momentum strategis dalam mengenalkan potensi kawasan industri hijau dan berkelanjutan kepada mitra dari Kerajaan Belanda.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk Belanda, HE Mayerfas, menggarisbawahi pentingnya membangun kemitraan yang didasarkan pada pertukaran pengetahuan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas. “Keselarasan visi antara pembangunan hijau Jawa Timur dan keunggulan Belanda di sektor agrikultur, pengelolaan air, serta energi terbarukan membuka jalan lebar bagi kerja sama jangka panjang yang menguntungkan kedua belah pihak,” kata Mayerfas, dalam zoom webiner, Jumat, 23 Mei 2025.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu Ermawati, memaparkan bahwa Jawa Timur terus menunjukkan daya saing investasi yang kuat. Pada kuartal pertama 2025, provinsi ini menempati peringkat ketiga nasional dengan realisasi investasi mencapai Rp36 triliun. “Kontribusi Jatim terhadap ekonomi Pulau Jawa sebesar 25,11 persen membuktikan bahwa provinsi ini merupakan pemain utama dalam perekonomian nasional,” jelasnya.
Belanda sendiri telah menjadi mitra investasi penting bagi Jawa Timur. Sejak 2010 hingga kuartal pertama 2025, sebanyak 84 perusahaan Belanda telah menanamkan modalnya di berbagai sektor strategis, dengan total nilai mencapai USD 5,589 miliar. Salah satu proyek terbesar adalah investasi Paiton Energy senilai USD 4,2 miliar di sektor kelistrikan.
Baca Juga : SIER dan Kanada Jajaki Aliansi Ekonomi Hijau, Fokus pada Inovasi dan Net Zero
Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia sekaligus Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, menyoroti peran vital Jawa Timur sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia timur. Menurutnya, pengembangan kawasan industri modern yang berorientasi pada lingkungan menjadi kunci menarik minat investor asing, khususnya dari Belanda.
“SIER kini mengembangkan kawasan industri berkelanjutan di berbagai wilayah seperti Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan (PIER), dan Ngawi seluas 2.000 hektare. Kami menerapkan prinsip zero liquid discharge, zero waste to landfill, serta integrasi energi terbarukan dalam setiap lini produksi,” jelas Didik.
Tak hanya infrastruktur, Pemprov Jatim juga memberikan berbagai insentif investasi, mulai dari tax holiday, tax allowance, hingga super deduction tax untuk riset dan pelatihan vokasi. Sistem digital JOSS (Jatim Online Single Submission) juga mempercepat proses perizinan dan meningkatkan transparansi layanan.
“Dengan dukungan pemerintah daerah yang kuat serta ekosistem industri yang terus berkembang, kami mengundang investor Belanda untuk menjadi bagian dari transformasi hijau Jatim. Ini bukan hanya soal bisnis, tetapi tentang masa depan industri yang berkelanjutan,” pungkas Didik.