Jurnas.net – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menunjukkan langkah progresif dalam pelayanan publik. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, resmi meluncurkan Banyuwangi One ID, sistem identitas tunggal berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang memudahkan warga mengakses berbagai layanan publik hanya dengan satu kali input data di aplikasi Smart Kampung.
Lewat inovasi ini, warga tak lagi direpotkan dengan tumpukan berkas saat mengurus layanan administrasi kependudukan, kesehatan, pendidikan, hingga bantuan sosial. Cukup memasukkan NIK, urusan seperti pengurusan KTP hilang hingga surat kematian bisa diselesaikan tanpa harus mengunggah dokumen apa pun.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan pelayanan publik yang mudah, cepat, dan efisien,” kata Ipuk, dalam acara peluncuran yang digelar di Pendopo Sabha Swagata, Jumat, 23 Mei 2025.
Ipuk menegaskan bahwa Banyuwangi One ID bukan sekadar inovasi teknologi, tapi bagian dari transformasi tata kelola pemerintahan berbasis data. Dengan sistem yang terintegrasi, proses layanan menjadi lebih ramping dan akurat.
“Data adalah masa depan. Jika tata kelola datanya baik, maka pelayanannya akan efisien, tepat sasaran, dan minim masalah,” tegasnya.
Baca Juga : Jelajahi Banyuwangi Lebih Mudah, Pemkab Gratiskan Angkutan Wisata ke 13 Destinasi
Sebagai contoh, layanan pencetakan KTP yang sebelumnya membutuhkan tujuh berkas, kini cukup satu saja. Sementara pencatatan kematian dari semula sembilan dokumen, kini hanya dua dokumen. Ke depannya, sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjangkau lebih banyak jenis layanan.
Peluncuran ini turut diapresiasi oleh Plt Deputi Transformasi Digital Pemerintah Kementerian PAN-RB, Cahyono Tri Birowo, yang hadir secara daring. Ia menyebut Banyuwangi sebagai salah satu daerah yang benar-benar memahami esensi transformasi digital.
Ia juga menambahkan bahwa Kementerian PAN-RB akan menjadikan inovasi ini sebagai studi model yang dapat diterapkan di tingkat nasional.
“Banyuwangi tak hanya mendigitalisasi layanan, tapi juga mentransformasi proses bisnis dan mindset birokrasi. Inilah contoh nyata digitalisasi yang berdampak,” kata Cahyono.