Jurnas.net – Riuh tawa dan sorak-sorai menggema di halaman HP Regency, Jalan Kemlaten XII, Kelurahan Kebraon, Surabaya, Minggu, 10 Agustus 2205. Warga RT 02 RW 07 itu berkumpul, mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu hingga bapak-bapak, untuk memeriahkan rangkaian lomba menyambut peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia.
Bagi warga, ini bukan sekadar hiburan. Lomba yang digelar tahunan ini menjadi wadah memupuk rasa persatuan, melatih kekompakan, serta menguatkan rasa nasionalisme. Bahkan, panitia menyebutnya sebagai “momen menanamkan nilai kebangsaan dari generasi ke generasi.”
Dari deretan lomba yang digelar, estafet tepung menjadi primadona. Menggunakan kardus panjang sebagai alat, peserta harus menyalurkan tepung dari satu titik ke titik lainnya tanpa menjatuhkannya. Sorakan penonton semakin memanaskan suasana, menguji fokus sekaligus mengundang tawa lepas saat tepung tumpah berhamburan.
Keseruan berlanjut di lomba make up pasangan dengan mata tertutup, lomba jepit balon nyunggih tempe, hingga estafet corong air. Tak hanya para orang tua yang tampil total, anak-anak juga kebagian panggung dengan lomba kelereng, tiup bola dalam gelas, topi capil cekurukuk, rebut kursi, dan goyang bola dalam kardus.
Ketua Panitia 17 Agustusan, Oky Okta Vianto, menyebut kegiatan ini adalah agenda yang selalu dinantikan warga setiap tahun. Menurutnya, lomba-lomba ini tidak hanya melatih motorik anak, tapi juga memupuk cinta tanah air dan menumbuhkan semangat kebersamaan.
“Kegiatan ini momen penting untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini, juga mempererat silaturahim, kerukunan, dan keguyuban warga,” ujar Oky.
Baca Juga : Polda Jatim Tangkap Sindikat Curanmor Satu Keluarga: Amankan 17 Motor dan Mobil
Kata Oky, kerja sama antara ibu dan anak dalam lomba menjadi simbol kebersatuan. “Ini saling berkaitan, bersatu padu, bekerja sama, sekaligus menanamkan rasa percaya diri, kejujuran, dan semangat merdeka,” ucapnya.
Sutrisno, salah satu peserta lomba, mengaku kagum melihat antusiasme warga. “Suasana kebersamaan terasa sekali. Warga bergotong royong mempersiapkan acara dari awal sampai akhir,” ujar bapak dua anak itu.
Bagi pria yang berprofesi sebagai perawat itu, perayaan seperti ini bukan hanya ajang tawa, tapi juga perekat hubungan antarwarga. “Semangat kemerdekaan tetap hidup, diwariskan dari generasi ke generasi,” kata Tris, sapaan akrabnya.
Menjelang Puncak Perayaan
Rangkaian kegiatan akan berlanjut hingga puncak perayaan pada Minggu (16/8/2025) malam dengan acara tirakatan dan pentas seni. Warga HP Regency siap membuktikan bahwa merayakan kemerdekaan bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga merayakan kebersamaan yang hangat, penuh tawa, kerukunan dan keguyuban warga.