Jurnas.net – Sungai Jagir Surabaya menjadi pusat perhatian pada peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2025. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) bersama Perum Jasa Tirta I (PJT I) dan Tunas Hijau Indonesia menggelar aksi kolaboratif selama dua hari, 14–15 Agustus 2025, guna mengembalikan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan masyarakat.
Ratusan pelajar, komunitas, hingga perwakilan instansi terlibat aktif dalam rangkaian kegiatan edukasi, pengolahan sampah, hingga aksi lapangan berupa penebaran ikan dan pembersihan bantaran sungai.
Hari pertama berlangsung di SMPN 30 Surabaya dengan fokus edukasi lingkungan. Lebih dari 250 peserta mengikuti pelatihan pengolahan sampah, pemanfaatan limbah domestik sederhana, serta kampanye Rivluencer dari PJT I yang mendorong generasi muda menjadi “influencer sungai”. PT SIER turut menyerahkan 40 tong komposter aerob kepada sekolah-sekolah untuk mendukung pengelolaan sampah organik.
“Kegiatan ini adalah investasi jangka panjang. Dengan melibatkan pelajar, kita menanamkan nilai konservasi sejak dini,” kata Kepala Departemen TJSL dan Keberlanjutan PT SIER, Puspita Ernawati, Senin, 18 Agustus 2025.
Hari kedua, suasana bergeser ke Dermaga Sungai Jagir. Sekitar 200 peserta turun langsung melakukan pembersihan bantaran sungai dari Jembatan Nginden hingga Medokan Semampir. Sampah dipilah, sebagian untuk didaur ulang dan sisanya diarahkan ke rumah kompos.
Puncak kegiatan ditandai dengan pelepasan 10.000 ekor ikan Grass Carp, yang dikenal efektif mengendalikan pertumbuhan eceng gondok masalah klasik di Sungai Jagir yang kerap menghambat aliran air dan menurunkan kualitasnya.
Baca Juga : SIER Bawa Harapan Baru di Lereng Bromo: Pipanisasi Air Dukung Kehidupan dan Pertanian Warga Tosari
Menurut Jefri Ikhwan Maarif, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT SIER, aksi ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Sungai sangat rentan terhadap kerusakan akibat ulah manusia. Karena itu, kolaborasi pemerintah, swasta, komunitas, dan masyarakat mutlak dibutuhkan. Kami berharap aksi ini tidak berhenti sebagai seremoni, tapi menjadi kebiasaan sehari-hari,” tegasnya.
Senada, Presiden Tunas Hijau Indonesia, Mochamad Zamroni, menyebut Sungai Jagir sebagai ruang belajar terbuka bagi pelajar. “Kami ingin menjadikannya laboratorium lingkungan hidup. Sungai ini vital untuk pengendalian banjir dan pemenuhan air baku, tapi juga menghadapi tekanan besar dari sampah dan eceng gondok. Kehadiran ikan Grass Carp adalah strategi ekologis yang ramah lingkungan,” tandasnya.
Bagi PT SIER, keterlibatan dalam aksi konservasi ini merupakan wujud tanggung jawab sosial dan strategi keberlanjutan. “Kami ingin Sungai Jagir tidak hanya bersih hari ini, tetapi tetap terjaga untuk anak cucu kita,” tutup Jefri.