Ketua LD PWNU Jatim: Toleransi di PDI Perjuangan Contoh Keberagaman di Indonesia

Pengajian rutin Ramadan di Aula Megawati Soekarnoputri, Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. (Insani/Jurnas.net)

Jurnas.net – Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LD PWNU) Jawa Timur, Dr. KH Syukron Jazilan, M.Pd.I, menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pesan ini ia sampaikan dalam tausiyah pengajian Ramadan di Aula Megawati Soekarnoputri, Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Jalan Kendangsari Industri 57 Surabaya, Jumat sore, 14 Maret 2025.

Menurut KH Syukron, prinsip utama yang harus dijaga oleh setiap warga negara adalah sikap tasamuh atau toleransi. Dalam pandangan Islam, toleransi merupakan bagian dari dakwah yang ramah dan penuh kesejukan.

“Toleransi itu saling menghormati satu sama lain. Dalam NU, dakwah harus dilakukan dengan cara yang santun dan menyejukkan,” ujar KH Syukron.

KH Syukron menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keberagaman, baik dari segi budaya, suku, bahasa, maupun agama. Oleh karena itu, toleransi menjadi kunci utama dalam menjaga keutuhan dan persatuan.

“Tanpa toleransi, keberagaman ini bisa menjadi ancaman serius bagi persatuan. Maka, puasa Ramadan ini harus menjadi momentum untuk menurunkan ego sektoral dan meningkatkan kesabaran,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa esensi puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga hawa nafsu, termasuk mengontrol amarah dan kebencian.

“Puasa dalam bahasa Arab berarti menjaga, bukan menghilangkan. Nafsu harus dijaga agar tidak mudah marah, supaya kita menjadi pribadi yang lebih tenang dan damai,” ulasnya.

Baca Juga : Pesan Ramadan Pengajian PDIP Jatim: Perkuat Relasi Spiritual dan Sosial

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LD PWNU) Jawa Timur, KH Syukron Jazilan, mengisi pengajian rutin Ramadan di Aula Megawati Soekarnoputri, Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. (Insani/Jurnas.net)

KH Syukron juga mengutip kisah Nabi Musa AS yang bertanya kepada Allah SWT tentang cara menyenangkan hati-Nya. Allah SWT menjawab bahwa cara terbaik adalah dengan membahagiakan orang lain.

“Konsep ini selaras dengan perjuangan PDI Perjuangan yang berpihak kepada wong cilik. Partai ini tidak hanya memperjuangkan hak-hak rakyat kecil secara politik, tetapi juga hadir secara nyata dalam kehidupan sosial,” katanya.

Dalam kesempatan itu, KH Syukron Jazilan menilai bahwa PDI Perjuangan telah menjalankan prinsip toleransi dengan sangat baik.

“Saya melihat di PDI Perjuangan, nilai-nilai toleransi berkembang sangat baik. Prinsip perjuangannya juga sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW yang mengedepankan Ahlussunnah Wal Jamaah serta konsep wasathiyah atau jalan tengah. Tidak condong ke kanan, tidak juga ke kiri,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia mendorong agar sayap organisasi keagamaan PDI Perjuangan, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), terus berkembang dan diperkuat.

“Sebagai partai politik besar, PDI Perjuangan harus menjadi contoh bagi partai lain dalam menjaga toleransi dan keberagaman. Bamusi harus terus berkembang karena ini bagian dari ibadah sosial,” ujarnya.

Baca Juga : Cegah Risiko Bencana, PDIP Jatim Tanam Ribuan Bibit Kopi dan Buah di Bukit Waung Malang

Sementara itu, Sekretaris PD Bamusi Jatim, Kuswari, mengungkapkan bahwa agenda pengajian Ramadan di DPD PDI Perjuangan Jawa Timur akan berlangsung hingga puncaknya pada 21 Maret 2025. Acara tersebut akan menghadirkan ulama besar, Gus Muwafiq, serta kegiatan sosial seperti santunan bagi anak yatim dan janda.

“Rangkaian ceramah ini bertujuan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan di PDI Perjuangan. Kami ingin menegaskan bahwa partai ini bukan hanya berkutat pada politik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan keagamaan yang tinggi,” kata Kuswari.

Senada dengan itu, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno, menegaskan bahwa partainya berkomitmen menjalankan amanat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Sebagai partai nasionalis, kami berusaha menjalankan nilai-nilai Pancasila, yakni bersatu dalam perbedaan. Karena itu, agenda keagamaan ini kami rayakan bersama, demi menghadirkan kebersamaan dengan rakyat,” ujar Sri Untari.

Ia menambahkan bahwa PDI Perjuangan terbuka untuk semua golongan tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau latar belakang politik.

“Kami ingin memastikan seluruh masyarakat merasa nyaman dan dihormati dalam keberagaman ini. Menjaga toleransi dan persatuan adalah tugas kita bersama,” tandasnya.