Terancam 14 Tahun Penjara, Terdakwa Pemerkosaan Siswa di Gresik Merengek Keringanan Hukuman

Polres Gresik berhasil menangkap M. Anaf Tantowi, pelaku perkosaan terhadap siswi. (Dok: Jurnas.net)

Jurnas.net – Sidang lanjutan kasus persetubuhan terdakwa M Anaf Tantowi, 25, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Gresik, Rabu, 13 Desember 2023. Sidang dengan agenda pembelaan ini, terdakwa meminta keringanan atas tuntutan hukuman 14 tahun penjara.

Dalam berkas pembelaannya, pria asal Bojonegoro itu tidak menampik perbuatan bejat yang telah dilakukan terhadap AWS. Gadis 17 tahun yang diperkosa dengan modus menawarkan pekerjaan.

Penasihat Hukum dari Posbakum Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Fajar Trilaksana dan Dian Yanuarini Heryanti, meminta terdakwa dijatuhi vonis hukuman seringan-ringannya. Lantaran bersikap koperatif selama persidangan bergulir.

“Dalam fakta persidangan, terdakwa sangat kooperatif. Bahkan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Dian Yanuarini, salah satu penasehat hukum terdakwa.

Selain itu, lanjut Dian, pembelaan yang disampaikan kepada majelis hakim, bahwa terdakwa M Anaf Tantowi belum pernah terlibat perkara hukum. Usianya juga masih muda dan memiliki masa depan panjang.

“Kami mohon kepada majelis hakim menjatuhkan putusan yang seringan-ringannya. Atau jika majelis hakim memiliki pertimbangan lain kami berharap putusan yang seadil-adilnya,” ujarnya.

Setelah penyampaian pembelaan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Yuniar Megalia masih tetap dalam tuntutannya. “Kami tetap pada tuntutan, agar terdakwa dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun enam bulan. Serta denda sebesar Rp1 miliar,” katanya.

JPU menilai bahwa tidak ditemukan alasan yang dapat menghapus pertanggungjawaban pidana atas perbuatan terdakwa. Yang telah memperdaya korban dengan iming-iming menawarkan pekerjaan.

“Oleh karena itu semua unsur delik yang didakwakan terbukti benar. Diperkuat dengan keterangan saksi dan alat bukti yang telah disampaikan dalam persidangan sebelumnya,” jelasnya.

Sidang akan dilanjutkan pada pekan depan dengan agenda mendengarkan putusan. Yang pasti, tuntutan dan pembelaan terdakwa akan menjadi pertimbangan bagi majelis hakim untuk menjatuhkan vonis hukuman.

“Kami harap terdakwa menjaga kondisi kesehatan untuk agar dapat mengikuti sidang putusan nanti,” kata Hakim Ketua Adhi Satrija Nugroho. (Zul)