Aktifitas Warga Lumpuh, Dampak Proyek Jalan Poros Bawean Dibanjiri Lumpur

Para siswa hendak berangkat sekolah terpaksa diangkut menggunakan mobil pick up, dampak proyek jalan poros Bawean dibanjiri lumpur. (Istimewa)

Jurnas.net – Proyek jalan poros di Dusun Labuhan, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, dibanjiri lumpur. Akibatnya, warga setempat terganggu bahkan lumpuh, lantaran jalan tak bisa dilintasi.

Kondisi ini terjadi setelah diguyur hujan, sehingga material tanah langsung becek seperti sawah. Bukan hanya warga setempat, warga dari lainnya seperti Desa Paromaan, Grejek, tak bisa melintasi jalan tersebut. Termasuk sekedar belanja ke pasar maupun kegiatan sosial lainnya.

Bahkan, aktivitas pembelajaran di sekolah juga terganggu dampak proyek jalan yang penuh lumpur. Akses ke sekolah tidak bisa dilintasi, beberapa siswa pun harus melakukan pembelajaran dari rumah. Seperti di Sekolah UPT SDN 382 Gresik Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Disana, sekitar lima hari puluhan siswa tidak masuk sekolah. Lantaran jalan akses sekolah tidak bisa dilintasi. Penuh lumpur dan licin.

Hanifa (51), selaku Ketua Paguyuban Wali Murid SDN Tanjungori 1 atau UPT SDN 382 Gresik mengungkapkan, sekitar lima hari kemarin beberapa siswa tidak masuk sekolah. Mulai dari hari Kamis, Jum’at, Sabtu, Senin, dan Selasa.

“Akses jalan ke sekolah becek seperti sawah, anak-anak dan orang tua tidak berani ngantar. Biasanya kan ada angkot, tapi kemarin itu, angkot tidak berani beroperasi. Yang berani lewat itu truk muat pasir proyek,” kata Hanafi, Kamis, 30 November 2023.

Menurutnya, pada prinsipnya pihaknya tetap menyuruh siswa untuk masuk sekolah. Namun, karena memamg keadaan jalan yang tidak dilintasi, beberapa siswa terpaksa tidak bisa masuk sekolah

“Kami berusaha mungkin untuk memberikan izin siswa ke sekolah. Meskipun kadang di wilayah Labuhan Desa Tanjungori, terkendala sinyal,” katanya.

Kini, kondisi di Pulau Bawean mulai kembali cerah dan tidak turun hujan. Murid kembali beraktivitas masuk sekolah. Dengan dibantu satu mobil pick up angkot dari pihak pelaksana proyek. “Mobilnya itu sebenarnya tidak layak, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah UPT SDN 382 Saiful Bahri, menyebut dari total 110 siswa, ada 48 siswa yang tidak bisa masuk sekolah. Sementara para siswa diberikan tugas belajar di rumah. “Pihak sekolah sudah berupaya menyediakan satu mobil untuk antar jemput, tapi tidak layak,” ungkapnya.

Diakuinya, memang sekitar lima hari terakhir ini, dari 48 siswa yang tidak bisa aktivitas masuk sekolah. Berasal dari wilayah yang aksesnya melalui jalan proyek tersebut. Meliputi Dusun Labuhan Desa Tanjungori, Dusun Tanjung Gunung Desa Peromaan, dan Dusun /Desa Peromaan.

“Sekitar 15 siswa dari area pegunungan tidak bisa belajar ke sekolah. Karena memang akses jalan tersebut masih dilakukan proyek jalan poros tengah Pulau Bawean,” paparnya.

“Alhamdulillah, untuk hari ini para siswa dari wilayah pegunungan dibantu kendaraan truk dari pihak sekolah, dan semua siswa sudah bisa masuk sekolah,” tambahnya.

“Dan ada sekitar 11 guru dari Desa /Kecamatan Tambak yang mengajar di bagian timur arah proyek jalan. Menggunakan kendaraan truk ke sekolah di kawasan Desa Tanjungori. Karena jalan yang tidak bisa dilalui, jadi pulang pergi naik truk,”pungkasnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBPJN VIII Provinsi Jatim Sentot Wijayanto mengatakan, ada tindak lanjut dari perbaikan jalan yang terdampak akibat hujan, mengakibatkan beberapa anak tidak bisa berangkat menuju sekolah. Setidaknya ada kurang kurang lebih 50 siswa dan Dewan Guru.

“Arahan dari bapak Camat Tambak, pihak pelaksana proyek menyediakan angkutan berupa Dump Truk/ Pick Up menuju jalan terdekat sekolah,” katanya.

“Kami berupaya untuk segera menuntaskan pelaksanaan pekerjaan secepatnya untuk kelancaran lalu lintas yang berada di Pulau Bawean khususnya Kecamatan Tambak dan sekitarnya. Mohon dukungan dan do’a warga,” tambahnya.

Diakuinya, di jalan tanjakan yang masih dilakukan perbaikan dan peningkatan jalan, masih tidak bisa diakses dan dilintasi warga serta para siswa dan guru. Sehingga solusinya ada bantuan transportasi dari PT Timbul Persada.

“Kendaraan truk maupun pick up estafet dari bawah ke atas menuju sekolahan sampai jalan bisa diakses kembali. Dengan estimasi 2 hari perbaikan. Proyek jalan ini ditargetkan selesai akhir tahun 2023. (Zul)