3 Juta Lebih Anak di Jatim Belum Diimunisasi Polio Meski Ditetapkan Status KLB 

Vaksin polio serentak pada anak mulai dilaksanakan di Banyuwangi. (Dok: Humas Pemkab Banyuwangi)

Jurnas.net – Provinsi Jawa Timur telah ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) virus polio. Namun sampai saat ini, pelaksanaan imunisasi polio di Jatim baru mencapai 1,1 juta atau 26,3 persen dari total sasaran 4,4 juta anak usia 0-7 tahun. Artinya, 3 juta lebih anak sisanya masih belum mengikuti imunisasi polio.

“Maka itu saya mengajak kepada masyarakat yang memiliki anak usia 0-7 tahun, untuk segera membawa anaknya ke posyandu, puskesmas, dan pos imunisasi terdekat lainnya untuk mendapatkan imunisasi tetes polio,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Rabu, 17 Januari 2024.

Seperti diketahui bahwa Sub PIN secara serentak di Jatin mulai dilaksanakan selama dua putaran, yakni putaran pertama pada tanggal 15-21 Januari 2024 dan putaran kedua pada tanggal 19-25 Februari 2024. Kegiatan Sub PIN Polio ini dilaksanakan berdasarkan surat dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : IM.02.03/Menkes/1051/2023 tanggal 29 Desember 2023 perihal Pelaksanaan Sub PIN dalam rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2.

Oleh karena itu, Khofifah mengajak seluruh orang tua yang memiliki anak usia 0-7 tahun untuk peduli, dan mengantarkan anaknya ke Pos Imunisasi terdekat baik Posyandu, Puskesmas, PAUD, TK, SD,MI dan sarana layanan Kesehatan lain guna mendapat imunisasi tetes polio. Kata Khofifah, pemberian imunisasi polio ini tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Khofifah menyebut imunisasi polio ini sangat penting bagi anak usia 0-7 tahun, mengingat polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Jika virus polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio, maka virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan.

“Dengan pemberian imunisasi Polio dapat mencegah seorang anak bisa terhindar dari virus sekaligus untuk memperkuat daya tahan tubuh anak pada rentan usia 0-7 tahun melalui Sub PIN secara serentak tanpa memandang status imunisasi sebelumnya,” katanya.

Selain imunisasi, lanjut Khofifah, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi kunci penting dalam pencegahan penularan polio di masyarakat, mengingat cara penularan virus polio ini adalah melalui fecal oral. “Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank, membuang sampah popok bayi di tempat sampah dan cuci tangan, dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air merupakan hal penting yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan virus polio ini,” pungkasnya.