Penanganan Banjir Sampang Akibat Sungai Kemuning Habiskan Rp1 Triliun Lebih

Salah satu rumah pompa untuk penanganan luapan air Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. (Dok: DPSDA Pemprov Jatim)

Jurnas.net – Pemerintah pusat dan Pemprov Jawa Timur menggelontorkan anggaran Rp1,1 triliun untuk penanganan banjir di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Diketahui, banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Kemuning itu, biasanya merendam pemukiman warga selama berhari-hari.

“Penanganan Sungai Kemuning sudah jauh membaik dalam lima tahun terakhir. Alhamdulillah jika sebelumnya banjir di Sampang akibat Sungai Kemuning itu bisa bertahan tiga sampai empat hari, sekarang sudah surut dalam 1 hingga 2 jam,” kata Kepala Dinas PU Sumber Daya Air (DPSDA) Pemprov Jatim, Baju Trihaksoro, Rabu, 3 Oktober 2024.

Baju menegaskan bahwa normalisasi dalam penanganan banjir akibat Sungai Kemuing hingga saat ini terus dilakukan. Di antaranya perbaikan infrastruktur rumah pompa teratai, rumah pompa delima, rumah pompa dagbukor, rumah pompa bahagia, dan rumah pompa kajuk, pemasangan site pile, dan juga melakukan normalisasi sungai secara masif.

“Jadi, problem banjir di Sampang itu sebenarnya karena topografi daerahnya yang memang berupa cekungan yang berpotensi banjir. Dan permukaan Sungai Kemuning itu lebih tinggi dari pemukiman. Sehingga ketika hujan tiba, satu-satunya cara untuk mengalihkan air adalah dengan cara memompa,” katanya.

Baca Juga : Pemprov Jatim Bangun Kantor DPD RI Senilai Rp16,2 Miliar Meski Menkeu Moratorium

Untuk rumah pompa Teratai memiliki kapasitas pompa 4,7 ribu liter per detik, rumah pompa Delima memiliki kapasitas pompa 4,7 ribu liter per detik, rumah pompa Dagbukor memiliki kapasitas pompa 9,5 ribu liter per detik, rumah pompa bahagia memiliki kapasitas pompa 3,6 ribu liter per detik, Rumah Pompa Kajuk memiliki kapasitas 3,6 ribu liter per detik.

Selain itu, BBWS sejak tahun 2017 juga telah melaksanakan pembangunan CCSP sepanjang 7 km, dan normalisasi sepanjang 9 km dengan total anggaran sebesar Rp120 miliar. Tak hanya itu, sejauh ini telah proses pembangunan sudetan di Desa Polagan Sampang, di kawasan hulu sungai. Sudetan ini akan dibangun sepanjang 3,5 kilometer dengan lebar 26 meter.

“Sudetan ini lokasinya di dekat muara, dekat pintu air Kajuk. Pembebasannya di perkirakan akan membutuhkan anggaran Rp5 miliar dan akan kita alokasikan di tahun depan (2025),” kata Baju.

Kemudian, Pemprov Jatim juga akan membangun proyek sudetan di kawasan Desa Panggung, Kecamatan Sampang, dengan panjang 12 kilometer dan lebar 60 meter. Proyek ini akan dikerjakan pemerintah pusat dengan APBN Rp1 trilliun. “Terkait penyiapan lahan memang menjadi kewenangan kabupaten, namun Pemprov Jatim akan memberikan support demi membantu penanganan banjir Kali Kemuning,” ujarnya.

“Alhamdulillah sekarang sudah tidak ada lagi banjir berhari-hari di Sampang. Namun ke depan kita akan memaksimalkan penanganan Banjir dengan pembuatan floodway dan juga Bosem,” tandasnya.

Baca Juga : Ogah Dukung Risma, Eks Banteng Ketaton Surabaya Teriakan Khofifah Dua Priode

Berdasarkan data dari Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awal musim hujan di wilayah Jawa Timur akan dimulai Oktober 2024. Di mana wilayah di Jatim akan mengalami awal musim hujan yang berbeda pada tahun ini.

Di mana menurutnya, akan ada 23 zona musim (ZOM) atau sekitar 31,0 persen wilayah di Jatim mengalami awal musim hujan pada Oktober 2024. Wilayah itu di antaranya, Kabupaten dan Kota Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Madiun, Lamongan, Lumajang, Magetan, Malang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Trenggalek, Tuban, dan Tulungagung

Sementara itu, 49 ZOM atau 66,2 persen wilayah di Jatim, akan mengalami awal musim hujan pada November 2024. Di antaranya, Bangkalan, Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kabupaten Kediri, Batu, Kabupatan dan Kota Malang, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Surabaya, Lamongan, Lumajang, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Tuban, dan Tulungagung.

Sedangkan dua wilayah yang mengalami awal hujan bulan September 2024 yakni, Lumajang dan Kabupaten Malang. Sementara Situbondo diperkirakan akan mengalami awal musim hujan lebih lambat yakni pada Desember 2024.