Jurnas.net – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus Covid-19. SE ini diterbitkan sebagai respons atas tren kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.
SE tersebut ditandatangani oleh Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Murti Utami, pada 23 Mei 2025, dan dipublikasikan di situs resmi Kemenkes pada 28 Mei 2025.
Di Jawa Timur, meskipun pandemi telah resmi dinyatakan berakhir sejak diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 17 Tahun 2023, tetap ditemukan dua kasus aktif Covid-19 pada tahun 2025.
“Transmisi penularan meningkat, tetapi angka kematiannya rendah. Bismillah, kita berharap tidak ada angka kematian,” kata Plt. Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Rabu, 4 Juni 2025.
Emil menjelaskan, dari data nasional pada minggu ke-19 menuju minggu ke-20, tren kasus Covid-19 justru mengalami penurunan, yakni dari 28 kasus menjadi hanya 3 kasus. Namun, dua kasus tercatat terjadi di Jawa Timur pada minggu ke-3 dan minggu ke-18 tahun ini. Varian yang dominan terdeteksi adalah MB.1.1.
“Sejauh ini tidak ada laporan penambahan kasus baru di Jatim. Pemeriksaan dilakukan sesuai protokol, yaitu bagi pasien dengan gejala demam di atas 38 derajat selama kurang dari 10 hari disertai batuk, akan dilakukan swab dan sampelnya dikirim ke BBLABKESMAS Surabaya untuk keperluan surveilans influenza,” ujarnya.
Baca Juga : Respons Kasus Covid-19 Kembali Naik: Walkot Surabaya Imbau Warga Sakit Pakai Masker
Terkait kebijakan lanjutan, Emil menyebut belum ada arahan resmi dari Kemenkes terkait pemberian vaksin tambahan, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan kondisi immunocompromised. Namun, Pemprov Jatim terus memantau situasi melalui Dinas Kesehatan.
Sebagai langkah preventif, Emil mengimbau masyarakat untuk menerapkan kembali pola hidup bersih dan sehat (PHBS). “Kalau sedang pilek dan batuk, sebaiknya pakai masker. Ini budaya yang baik, apalagi di ruang tertutup. Yang penting, etika dasar PHBS dijalankan,” tandasnya.