Kisah Teladan Bapak Tukang Rumput Asal Lamongan Bisa Berangkat Haji

Paridjan bersama istrinya Tasriyatun jemaah calon haji asal Kabupaten Lamongan. (Insani/Jurnas.net)

Jurnas.net – Hidup serba kekurangan tak membuat Paridjan, 65, warga Rangge, Kelurahan Sukomulyo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, patah arang untuk berangkat haji. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pencari rumput hewan ternak, akhirnya bisa memenuhi rukun Islam kelima, yaitu berhaji ke Tanah Suci Mekah.

Tak hanya perjuangan melawan beban hidup. Sungguh, perjalanan hidup Paridjan ini patut dijadikan teladan. Betapa tidak, Paridjan bisa ke Tanah Suci bersama istrinya Tasriyatun, dengan menyisihkan sedikit demi sedikit mulai menabung untuk pergi haji sejak tahun 2005 lalu.

“Saya usahakan tiap bulan rutin menabung. Kalau jumlahnya tidak tentu. Bisa Rp50 ribu, Rp100 ribu hingga Rp300 ribu. Jadi, saya menabung sebisanya saja,” kata Paridjan, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Juga : Jemaah Calon Haji Embarkasi Surabaya Harus Jalani Fast Track Empat Jam di Bandara 

Paridjan menceritakan jika keinginan kuatnya untuk menabung haji karena ingin mewujudkan harapan istrinya. Terlebih, tetangga kanan kiri rumahnya sebagian besar sudah berhaji.

“Suatu hari istri saya bilang kalau dia ingin kami bisa naik haji seperti tetangga tapi dia pesimis, wong saya ini cuma tukang ngarit, upahnya kecil. Istripun cuma ibu rumah tangga biasa, Mana bisa berangkat haji,” ujarnya.

Akan tetapi Paridjan menguatkan istrinya jika mereka benar-benat tulus berniat ingin berhaji karena Allah SWT, Insya Allah akan dikabulkan. “Haji kan panggilan nggih. Yang uangnya miliaran belum tentu bisa berangkat kalau Allah tidak menghendaki,” kata bapak tiga anak ini.

Baca Juga : Empat Calon Haji Asal Lamongan Tertunda ke Tanah Suci Karena Sakit Anemia

Dengan ketekunan, kesabaran, dan tak putus berdoa kepada Sang Khalik, Paridjan bekerja sungguh-sungguh meski upah yang diberikan juragannya tidak terlalu besar sekitar 1,8 juta tiap bulan. Dia juga mencari sampingan sebagai tukang jagal hewan.

“Alhamdulillah hasil dari tukang jagal bisa digunakan untuk menambah sedikit-sedikit abungan haji,” katanya.

Setelah menabung kurang lebih 6 tahun lamanya, Paridjan dan istrinya akhirnya bisa mendaftar haji pada 2011. Kini pada 2024, pasangan ini mampu mewujudkan impiannya untuk pergi ke tanah suci setelah menunggu selama 13 tahun. Ia tergabung dalam kloter 7 asal Lamongan.