Kolaborasi SIER dan BUMN: Difabel Didorong Mandiri Lewat Program Bisa Berusaha

Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak, di sela pemberdayaan disabilitas dalam Program Bisa Berusaha. (Humas PT SIER)

Jurnas.net – PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan sosial dengan mendukung program “Difabel Bisa Berusaha” yang digelar di Surabaya. Program kolaborasi antar-BUMN ini bertujuan membuka akses pelatihan dan pendampingan usaha bagi penyandang disabilitas agar mampu mandiri secara ekonomi sekaligus aktif berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Program ini resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Emil mengapresiasi langkah PT SIER bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 3, PT Jamkrindo, dan PT Bank IBK Indonesia Tbk yang turun langsung memberi ruang bagi kelompok difabel.

“Saya sangat mengapresiasi program ini. Tidak hanya melibatkan korporasi, tapi juga membuka kesempatan nyata bagi sahabat difabel. Tantangannya adalah keberlanjutan. Program ini harus terus berjalan hingga benar-benar menumbuhkan kemandirian,” ujar Emil.

Emil menekankan, peserta yang saat ini dibina harus mampu menjadi agen perubahan dengan menjadi pelatih bagi rekan-rekan difabel lainnya. Ia juga menyoroti pentingnya pendampingan, terutama dalam aspek pemasaran, agar kompetensi sekaligus kepercayaan diri peserta semakin meningkat.

Baca Juga : Pabrik Pakan Ternak Investasi Rp656 Miliar di SIER: Buka 500 Lapangan Kerja Untuk 2026

Kolaborasi SIER dan dalam pemberdayaan disabilitas lewat Program Bisa Berusaha. (Humas PT SIER)

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT SIER, Jefri Ikhwan Maarif, menegaskan dukungan ini selaras dengan komitmen perusahaan menghadirkan nilai kebermanfaatan bagi masyarakat.

“Bagi SIER, program ini bukan hanya pelatihan, tapi wujud nyata kepedulian. Dengan akses dan pendampingan yang tepat, sahabat difabel mampu membangun usaha sekaligus menginspirasi lingkungannya,” ungkap Jefri.

Senada, Kepala Divisi Jasa Manajemen dan TJSL PT PNM, Cut Ria Dewanti, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk membangun ekosistem inklusif.

“Program ini adalah bukti nyata bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa, tanpa terkecuali,” jelasnya.

Program yang berlangsung 15–16 September 2025 ini diikuti 50 peserta dari beragam latar belakang disabilitas, mulai dari tuna netra, tuna daksa, tuna rungu, hingga penyandang disabilitas mental. Tidak hanya peserta, kegiatan ini juga melibatkan juru bahasa isyarat dan pendamping.

Selain memberi manfaat langsung, inisiatif ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan).