Sebanyak 495 KK di Lumajang Mengungsi Akibat Banjir Lahar Panas Semeru

Banjir lahar panas dari Gunung Semeru meluap ke pemukiman warga di Kabupaten Lumajang. (Foto: BPBD)

Jurnas.net – Sebanyak 495 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengungsi akibat banjir lahar panas Gunung Semeru. Banjir lahar itu mengakibatkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, meluap ke pemukiman warga yang tersebar di tujuh kecamatan di Lumajang.

“Ratusan KK itu tersebar di tujuh kecamatan di Lumajang, yang terdampak banjir lahar dingin Semeru, yang terjadi Kamis sore kemarin,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto, Jumat, 19 April 2024.

Adapun tujuh Kecamatan itu, yakni Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, Sukodono, Sumbersuko, Pasirian, Luamajang, dan Kecamatan Padang. Terparah adalah Kecamatan Lumajang, di mana terdapat 400 KK mengungsi akibat banjir lahar tersebut.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam bencana alam ini, dan kondisi banjir sekarang sebagian besar sudah surut. Tapi ada dua dusun di dua kecamatan belum surut, yakni Dsn. Sumberwuluh, Ds. Penanggal, Kec. Candipuro, ketinggian air 15 – 20 cm. Kemudian di Desa Biting, Kec. Sukodono, ketinggian air 60 cm,” katanya.

Baca Juga : 32 KK Warga Lumajang Mengungsi Akibat Banjir Lahar Panas dari Gunung Semeru

Selain pemukiman warga, sejumlah fasilitas umum, jembatan juga mengalami kerusakan. Di antaranya enam jembatan rusak, dan satu fasum berupa wisata pemandian Tirtosari. Ini merupakan data sementara dan akan terus diupdate.

Gatot mengatakan pihaknya saat ini bersama Tim Reaksi Cepat BPBD Jatim dan BPBD Lumajang dan lainnya, tengah melakukan assessment, serta membantu percepatan penanganan pasca banjir lahar itu. TRC PB BPBD Kab. Lumajang melakukan evakuasi warga terdampak banjir.

“BPBD Prov. Jatim juga memberikan dukungan personil guna percepatan penanganan banjir. Kemudian Tagana Dinsos Kab. Lumajang juga membuka Dapur Umum untuk warga terdampak,” tandasnya.