Yamaha Apresiasi Iklim Investasi Jatim, SIER Contoh Kawasan Industri Ideal Masa Depan

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, saat berkunjung markas besar Yamaha Corporation di Hamamatsu, Jepang. (Dok: Humas PT SIER)

Jurnas.net – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan langkah strategis dalam mempererat hubungan ekonomi dengan investor global. Dalam kunjungan resmi ke markas besar Yamaha Corporation di Hamamatsu, Jepang, Pemprov Jatim bersama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) menegaskan komitmen jangka panjang dalam mendukung iklim investasi yang berkelanjutan dan progresif.

Dipimpin oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, serta Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian diplomasi ekonomi yang dilakukan bersamaan dengan partisipasi Indonesia di World Expo 2025 Osaka.

Kehadiran delegasi Jatim di kantor pusat Yamaha disambut langsung oleh jajaran pimpinan tertinggi Yamaha Corporation, di antaranya Executive Officer Toshiaki Goto dan Senior General Manager Takashi Sugita. Ini merupakan kunjungan resmi pertama dari pemerintah daerah Indonesia ke kantor pusat Yamaha, yang menandai babak baru dalam hubungan bilateral antara sektor industri dan pemerintahan.

Yamaha: SIER Jadi Model Kawasan Industri Ideal

Dalam pertemuan tersebut, pihak Yamaha menyampaikan apresiasi tinggi terhadap komitmen dan kebijakan Pemprov Jatim yang dinilai mampu menjaga stabilitas iklim investasi. Goto secara khusus menyoroti kawasan industri PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang), yang dikelola PT SIER, sebagai contoh ideal kawasan industri yang profesional dan adaptif.

“Kami sangat menghargai lingkungan operasional yang kondusif di Jawa Timur. Infrastruktur yang terus diperbaiki, komunikasi yang mudah dengan pengelola kawasan, dan respons cepat terhadap kebutuhan industri, menjadi keunggulan utama bagi keberlangsungan investasi Yamaha,” ujar Goto.

Yamaha sendiri telah memiliki hubungan historis dengan Indonesia selama lebih dari lima dekade, dengan dua fasilitas produksi utama yang berlokasi di PIER, memproduksi alat musik tiup dan speaker untuk pasar global.

Baca Juga : Jatim dan SIER Perkuat Jejaring Global di World Expo Osaka: Tawarkan Ekosistem Investasi Masa Depan

Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, saat berkunjung ke markas besar Yamaha Corporation di Hamamatsu, Jepang. (Dok: Humas PT SIER)

Jatim Tawarkan Stabilitas dan Fleksibilitas untuk Investasi

Wakil Gubernur Emil Dardak dalam pertemuan tersebut menegaskan komitmen Pemprov Jatim untuk selalu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlangsungan usaha, dan perlindungan sosial. Ia mencontohkan respons adaptif Jatim saat pandemi, termasuk pengendalian upah minimum yang mempertimbangkan keberlanjutan industri.

“Kami hadir bukan hanya saat awal investasi, tapi juga sepanjang perjalanan bisnis para investor. Semangat kolaborasi dan komunikasi terbuka menjadi prinsip kami,” kata Emil.

Pertemuan ini juga melahirkan berbagai inisiatif lanjutan, antara lain penguatan infrastruktur kawasan industri, penjajakan ekspansi produksi alat musik Yamaha di Jatim. Kemudian pembentukan mekanisme komunikasi reguler antara Yamaha dan Pemprov Jatim melalui fasilitasi SIER.

Baca Juga : SIER dan Kanada Jajaki Aliansi Ekonomi Hijau, Fokus pada Inovasi dan Net Zero

Dalam momen yang sama, SIER dan Yamaha Electronics Manufacturing Indonesia menandatangani kemitraan bertajuk “Yamaha – SIER Partnership for Liquid Waste Management & Safe Work Environments”. Penandatanganan dilakukan oleh Didik Prasetiyono dan Hiromichi Ichimura, Presiden Direktur PT Yamaha Electronics Manufacturing Indonesia.

Menurut Didik, kemitraan ini memperkuat upaya pengelolaan lingkungan dan keselamatan kerja di kawasan PIER. SIER juga terus meningkatkan efisiensi logistik, membangun infrastruktur hijau, dan aktif bermitra dengan instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Tenaga Kerja.

Dengan pendekatan ini, lanjut Didik, Jatim dan SIER menunjukkan bahwa investasi yang sukses dibangun atas dasar kepercayaan, layanan berkualitas, dan keberlanjutan.

“Menjaga investasi bukan hanya soal memulai hubungan, tetapi memastikan keberlangsungan dan kenyamanan setiap harinya,” kata Didik yang kini tengah menempuh program doktor di Universitas Airlangga.