Jurnas.net – Sebuah insiden kurang menyenangkan terjadi usai Sidang Paripurna DPRD Jawa Timur di Surabaya, Senin, 19 Mei 2025. Saat para jurnalis bersiap melakukan wawancara, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Jatim, Ali Kuncoro, tiba-tiba melarang awak media mendekati Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Sidang yang dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 12.30 WIB itu membahas agenda utama berupa Pandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa Timur Akhir Tahun 2024. Dalam sidang, muncul sejumlah kritik dan interupsi, khususnya terkait kasus dugaan kredit fiktif di Bank Jatim yang dinilai belum mendapat penyelesaian tegas.
Usai sidang, Khofifah langsung turun ke lantai bawah gedung DPRD untuk menemui 60 anak yatim yang telah menunggu. Kesempatan ini dimanfaatkan para jurnalis untuk meminta pernyataan langsung, terutama mengenai isu strategis seperti kasus di Bank Jatim Cabang Jakarta dan persiapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Jatim yang akan digelar 22 Mei 2025.
Namun, upaya wawancara itu dihentikan secara tiba-tiba oleh Ali Kuncoro. Ia menyampaikan bahwa Gubernur tidak bersedia memberikan keterangan.
““Mohon maaf, Ibu Gubernur tidak berkenan diwawancarai,” kata Ali kepada para jurnalis sambil memberi isyarat agar tidak mendekat. “Wes rek, gak usah… aman… beres, beres,” tambahnya.
Baca Juga : Skandal Rp569 Miliar Bank Jatim Mengambang: Rekomendasi DPRD Terkunci di Meja Pimpinan DPRD Jatim
Tindakan tersebut menuai kekecewaan dari para wartawan yang menilai sikap itu berpotensi menghambat akses informasi publik. Apalagi, tidak ada penjelasan langsung dari Khofifah mengenai penolakannya untuk berbicara kepada media.
Alih-alih memberi tanggapan substansial, Khofifah hanya menyampaikan komentar singkat bernuansa doa dan harapan dalam momen bersama anak yatim.
“Ini Pak Sekwan DPRD Jatim yang mengundang 60 anak yatim. Mudah-mudahan bersama mereka, kita bisa ngunduh barokah Allah SWT. Barokah langit, barokah bumi, mudah-mudahan terlimpah untuk kita semua, warga Jawa Timur, termasuk panjenengan semua. Wes yo, tak pamit sek,” ucapnya.
Sikap tertutup dari Khofifah ini menjadi bahan perbincangan di kalangan media. Banyak pihak mempertanyakan mengapa seorang kepala daerah memilih bungkam, dalam momen yang justru dinilai publik sangat membutuhkan kejelasan dan keterbukaan informasi.
“Monggo wawancara Pak Wagub aja,” kata Khofifah, langsung menaiki mobil dinas.