Kisah Penjahit Lansia Jember 13 Tahun Menabung Demi Berangkat Haji Meski Tanpa Kaki

Muayatur Rohmah, jemaah haji asal Jember, bersama kloter 32 tiba di Embarkasi Surabaya. (Dok: Humas PPIH Surabaya)

Jurnas.net – Air mata haru menyelimuti wajah Muayatur Rohmah, jemaah haji asal Jember, saat dirinya bersiap menuju Tanah Suci bersama kloter 32 Embarkasi Surabaya, Minggu malam, 11 Mei 2025. Di usianya yang ke-77 tahun dan dengan kondisi fisik tanpa kedua kaki yang sempurna, Muayatur tetap teguh dan penuh syukur atas kesempatan berhaji tahun ini.

“Alhamdulillah atas limpahan karunia Allah SWT yang mengizinkan saya berhaji,” kata perempuan asal Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember itu.

Keterbatasan fisik tak membuat Muayatur tak menyerah pada keadaan. Selama bertahun-tahun, ia bekerja sebagai penjahit dan menyisihkan penghasilan sedikit demi sedikit untuk mendaftar haji, dan tercatat mendaftar haji pada tahun 2012.

“Kadang hanya bisa menabung Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Tapi saya niatkan semuanya demi bisa mendaftar haji,” ujarnya.

Selain menjahit, Muayatur juga memiliki sepetak sawah yang disewakan. Pendapatannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus melunasi ongkos haji. “Suami saya sudah tiada. Saya hidup bersama keponakan yang saya rawat sejak kecil. Alhamdulillah sawah kecil itu sangat membantu,” katanya.

Baca Juga : Alami Demensia Saat Tiba di Asrama Haji: Jemaah Haji Ini Minta Cari Rumput

Semangat dan kemandirian Muayatur sungguh luar biasa. Ia bahkan berusaha naik ke dalam bus jemaah dengan mengandalkan lututnya, meski sebelumnya dibantu kursi roda oleh petugas.

“Saya tidak ingin merepotkan siapa pun, termasuk sepupu saya yang menemani. Semua saya niatkan untuk ibadah,” ucapnya.

Plh. Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo, menyatakan bahwa kondisi disabilitas bukanlah penghalang untuk berhaji. “Selama sehat secara fisik dan mental, semua jemaah bisa berangkat. Petugas juga akan mendampingi jemaah berkebutuhan khusus,” kata Sugiyo.

Sugiyo mengapresiasi semangat Muayatur sebagai inspirasi bagi banyak orang. “Ini motivasi luar biasa, apalagi di Jember ibadah haji sangat dimuliakan. Kisah Bu Muayatur bisa membangkitkan semangat jemaah lainnya,” ujarnya.

Kini, Muayatur telah berada di Madinah, melangkah menuju impian suci yang telah ia perjuangkan selama lebih dari satu dekade. Perjuangannya membuktikan bahwa tekad dan keikhlasan mampu menembus segala keterbatasan.