Mahasiswa UNAIR Temukan Obat PMK dari Tanaman Kangkung Air

author Redaksi

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Sejumlah mahasiswa dari FKH Unair Surabaya. (Istimewa)
Sejumlah mahasiswa dari FKH Unair Surabaya. (Istimewa)

Jurnas.net - Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Surabaya membuat inovasi baru, berupa penemuan obat virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Yaitu obat dari olahan kangkung air.

"Sebagai mahasiswa FKH yang kritis terhadap isu penyakit infeksi yang sedang viral. Membuat keingintahuan kami mengenai bahan alam apa yang bisa dimanfaatkan sebagai terapi PMK yang efektif, efisien, dan pastinya terjangkau bagi peternak," kata Annisa Prajna Pramita, selaku Ketua Tim Riset Eksakta, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 2 Oktober 2023.

Annisa menjelaskan, penemuan obat PMK itu berawal dari munculnya wabah PMK di Indonesia. Saat itu, ia menilai vaksinasi PMK pemerintah pusat dinilai tidak efektif, karena hanya dapat memberikan perlindungan jangka pendek sekitar 4-6 bulan.

Kemudian Annisa bersama empat orang temannya mencoba membuat inovasi untuk mengatasi wabah PMK. Yakni Almas Izzah Ramadhani, Ferdika Yudha Wardana, Arifah Adhwa Firanda, dan Helaria Krisna Dewi. "Inovasi tersebut berhasil memperoleh pendanaan dari Kemdikburistek melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta (RE) tahun 2023," katanya.

Manfaat Tanaman Kangkung Air, kata Annisa, bahwa nano herba dari tanaman kangkung air memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan hewan. Kangkung air dapat mengurangi efek toksik obat dari hati serta meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas obat.

Selain itu, pemanfaatan bahan alam seperti kangkung air juga dapat mengurangi penggunaan obat kimia. Oleh sebab itu, tanaman kangkung air berpotensi sebagai antivirus penyakit PMK.

“Pemanfaatan kangkung air saat ini masih kurang dan sering kali dianggap sebagai gulma perairan. Padahal, tanaman kangkung air memiliki senyawa yang diklaim berpotensi sebagai antivirus. Oleh karena itu, kami berusaha untuk meneliti lebih jauh tentang hal itu,” katanya.

Alami Hambatan dalam Penelitian lebih lanjut, Annisa mengatakan selama proses penelitian sempat mengalami beberapa hambatan, mulai dari penentuan topik hingga pelaksanaan penelitian. Bahkan, timnya pernah melakukan dua kali kesalahan dalam melakukan ekstraksi.

"Proses tersebut membutuhkan kecermatan yang cukup tinggi. Kami juga agak terhambat untuk bertemu peneliti-peneliti di lab (laboratorium, Red) karena mereka sibuk. Jadi, kami harus mengatur jadwal beberapa kali untuk bertemu. Tapi, semua tantangan itu dapat kami lewati berkat dukungan dan motivasi dari dosen pembimbing kami yaitu Dr Eduardus Bimo yang sangat membantu dalam pengerjaan penelitian ini,” ujarnya.

Annisa berharap penelitian timnya dapat menjadi penelitian antivirus yang memberikan dampak positif terhadap ilmu kedokteran hewan. Ia juga berharap ke depannya akan lebih banyak penelitian, yang dapat mengeksplor potensi bahan alam lainnya sebagai antivirus.

“Semoga perjuangan kami di Program Kreativitas Mahasiswa ini bisa menjadi motivasi dan inspirasi adik-adik tingkat yang ingin berkiprah di PKM pada taun-taun yang akan datang. Dan yang paling penting dan utama adalah mengharumkan nama UNAIR dengan meraih medali emas PIMNAS 2023,” ujarnya. (Mal/Red)

Berita Terbaru

SIER dan Warga Rungkut Wujudkan Harmoni Industri dan Lingkungan untuk Cegah Banjir

SIER dan Warga Rungkut Wujudkan Harmoni Industri dan Lingkungan untuk Cegah Banjir

Rabu, 12 Nov 2025 09:46 WIB

Rabu, 12 Nov 2025 09:46 WIB

Jurnas.net - Di tengah meningkatnya curah hujan yang mulai melanda Surabaya, semangat gotong royong menjadi kunci utama menjaga lingkungan tetap aman dari…

PKB Jatim: Semangat Tiga Pahlawan Nasional Baru Asal Jatim Jadi Ruh Politik Kemanusiaan

PKB Jatim: Semangat Tiga Pahlawan Nasional Baru Asal Jatim Jadi Ruh Politik Kemanusiaan

Selasa, 11 Nov 2025 20:49 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 20:49 WIB

Jurnas.net - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada…

Dosen Unair Sebut Lima Alasan Soeharto Tidak Pantas Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Dosen Unair Sebut Lima Alasan Soeharto Tidak Pantas Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Selasa, 11 Nov 2025 20:43 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 20:43 WIB

Jurnas.net - Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, memicu kritik tajam dari kalangan akademisi. Dosen Fakultas…

SBY Terima Penghargaan Tertinggi ITS: Serukan Kepemimpinan Visioner dan Ekonomi Tanpa Keserakahan

SBY Terima Penghargaan Tertinggi ITS: Serukan Kepemimpinan Visioner dan Ekonomi Tanpa Keserakahan

Selasa, 11 Nov 2025 17:21 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 17:21 WIB

Jurnas.net - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menerima Penghargaan Sepuluh Nopember, anugerah tertinggi…

Universitas Ciputra Tantang Dominasi AI: Desain Harus Dikendalikan Manusia Bukan Mesin

Universitas Ciputra Tantang Dominasi AI: Desain Harus Dikendalikan Manusia Bukan Mesin

Selasa, 11 Nov 2025 15:58 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 15:58 WIB

Jurnas.net - Di tengah derasnya arus adopsi teknologi Generative Artificial Intelligence (GenAI) dalam dunia industri kreatif global, Universitas Ciputra (UC)…

Tim SAR Temukan Lansia Setelah Tiga Hari Tenggelam di Sungai Brantas Kediri

Tim SAR Temukan Lansia Setelah Tiga Hari Tenggelam di Sungai Brantas Kediri

Selasa, 11 Nov 2025 14:37 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 14:37 WIB

Jurnas.net - Tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad Sihman, 74, warga Dusun Kras, Kabupaten Kediri, yang tiga hari dilaporkan tenggelam di Sungai Brantas.…