Jurnas.net – Warga Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memilih bertahan di dataran tinggi daripada kembali ke rumah. Alasannya, karena mereka khawatir terjadi gempa susulan.
“Saya takut mau tinggal di rumah, takut ada gempa susulan. Makanya saya lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun warga secara swadaya,” kata Siti Muflihah, warga Dusun Tanjunganyar, Desa Lebak, Kec. Sangkapura, Bawean, Gresik, Jawa Timur, dikonfirmasi, Sabtu, 23 Maret 2024.
Ibu dua anak itu mengatakan bahwa gempa susulan masih terjadi dan dirasakan oleh warga setempat. Gempa susulan terakhir terjadi hari ini sekitar pukul 14.00 WIB. “Tadi kita masih merasakan gempa beberapa kali meski tidak sebesar kemarin getarannya,” ujarnya.
Baca Juga : Anilisa Pakar Geologi Terkait Gempa Mengguncang Bawean Hingga Semarang
Kata dia, pihaknya sejak semalam mengungsi di dataran tinggi bersama puluhan warga lainnya, namun sudah turun menuju area pemukiman pada pagi hari. Namun, mereka tidak berani tidur di dalam rumah mengingat kondisi rumah yang dianggap masih rentan terhadap gempa susulan.
“Warga sudah turun gunung (dataran tinggi). Tapi belum berani masuk rumah, hanya ingin lihat kondisi rumah dari luar. Setelah melihat kondisi rumah, mereka kembali ke tenda yang dibuat secara swadaya,” pungkasnya.
Senada juga disampaikan oleh Firman, warga Dusun Pacinan, Desa Kepuh Teluk, Kec. Tambak, Bawean, Gresik. Ia menyebut, dirinya dan warga masih takut untuk tinggal di rumah karena masih merasakan gempa susulan pada siang hari ini. “Sampai sekarang ini kami masih merasakan getaran gempa beberapa kali. Itu yang buat kita takut,” ujarnya.
Baca Juga : BPBD Imbau Warga Tak Panik Karena Gempa Bawean Tak Berpotensi Stunami
Ia menjelaskan, kondisi rumah warga saat ini rata-rata banyak yang mengalami kerusakan. Sehingga, cukup rentan ambruk jika dihantam gempa susulan secara terus menerus. “Kondisi rumah banyak yang retak. Saya tadi buka pintu saja, kaca rumah langsung pecah,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia bersama warga lainnya lebih memilih untuk tinggal di tenda sementara. Ada pun tenda-tenda yang dimaksud didirikan secara swadaya oleh masyarakat. “Sementara masih tinggal di tenda sampai kondisi dirasa sudah aman,” katanya.
Berdasarkan data catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, gempa bumi susulan Bawean hingga pukul 14.24 Wib sudah mencapai 173 kali pada Sabtu, 23 Maret 2024. Kondisi ini meningkat, mengingat pada pukul 07.50 Wib, gempa susulan mencapai 153 kali dan pukul 10.57 Wib sebanyak 163 kali.
Seperti diketahui, telah terjadi gempa bumi di Laut Jawa dengan parameter OT: 11.22.45 wib Latitude :5,79 LS Longitude: 112,32 BT Magnitudo 6,5 dengan kedalaman:10 km, berjarak 126 km dari Timur Laut Tuban. Sementara titik koordinat gempa tersebut hanya berjarak 20 kilometer dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik.