Jawa Timur Terima 1,7 Juta Vaksin Untuk Kendalikan Wabah PMK 

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Andhy Karyono, menunjukkan vaksin PMK yang baru diterima dari Pemerintah Pusat. (Insani/Jurnas.net)

Jurnas.net – Pemerintah Pusat akhirnya menyalurkan bantuan 1,7 juta dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada Dinas Peternakan Jawa Timur. Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Andhy Karyono, optimistis bantuan ini dapat mengendalikan wabah PMK serta berkontribusi terhadap stabilitas pangan nasional.

“Ini merupakan bantuan langkah strategis untuk memperkuat sektor peternakan di Jawa Timur, yang memiliki populasi sapi terbesar di Indonesia. Jika PMK berhasil dikendalikan di sini, dampaknya akan sangat signifikan bagi ketahanan pangan nasional,” kata Andhy, Selasa, 11 Februari 2025.

Jawa Timur merupakan penyumbang 61% kebutuhan sapi nasional dengan populasi ternak mencapai 3,3 juta ekor. Oleh karena itu, menurut Andhy, vaksinasi ini menjadi langkah krusial dalam melindungi produktivitas dan kesejahteraan peternak.

Kata Adhy, Dinas Peternakan Jatim telah menyiapkan berbagai strategi guna memastikan efektivitas distribusi dan penyuntikan vaksin. “Nantinya vaksin akan didistribusikan secara bertahap, dengan prioritas pada daerah dengan tingkat kasus PMK tertinggi. Sasaran utama vaksinasi adalah sapi perah dan sapi potong produktif yang berisiko tinggi terhadap penularan,” ujarnya.

Adhy berharap distribusi 1,7 juta dosis vaksin ini dapat menekan angka kematian ternak sekaligus meningkatkan produktivitas peternakan. “Targetnya vaksinasi ini dapat mencakup 80% dari total populasi sapi di Jawa Timur, sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat PMK secara signifikan,” jelasnya.

Baca Juga : 18 Ribu Sapi Terpapar PMK di Jatim dan 980 Mati

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan bahwa Jawa Timur merupakan wilayah strategis dalam industri peternakan nasional. Keberhasilan provinsi ini dalam menangani PMK akan menjadi acuan bagi daerah lain di Indonesia.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan pasokan vaksin serta memperkuat langkah pengendalian lainnya,” kata Agung.