Megawati Sindir Jokowi Pemimpin Otoriter Populis Karena Hukum Jadi Alat Kekuasaan

author Redaksi

share news
share news

URL berhasil dicopy

share news
Presiden Jokowi (kanan), Gibran (tengah) dan menantunya Bobby (kiri). (Dok: net)
Presiden Jokowi (kanan), Gibran (tengah) dan menantunya Bobby (kiri). (Dok: net)

Jurnas.net - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyebut belakangan terjadi anomali dalam demokrasi di Indonesia seperti yang pernah dijelaskan seorang pemikir kebhinekaan Sukidi. Kata Megawati, Sukidi menyebut anomali dalam demokrasi melahirkan kepemimpinan paradoks dan otoritarian.

Dia berkata demikian saat menyampaikan pidato pembuka Rakernas V PDI Perjuangan yang dilaksanakan di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 24 Mei 2024.

"Terjadinya anomali demokrasi, secara gamblang dijelaskan oleh DR Sukidi, seorang pemikir kebhinnekaan yang disegani. Sosok cendekiawan ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan machiavelli, hingga lahirlah watak pemimpin authoritarian populism," kata Megawati.

Putri Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu mengatakan karakter otoritarian dari seorang pemimpin membuat hukum dipermainkan.

"Dalam karakternya yang seperti ini, hukum pun dijadikan pembenar atas tindakannya yang sepertinya memenuhi kaidah demokrasi. Namun, sesungguhnya hanyalah prosedural. Disinilah hukum menjadi alat, bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang oleh para pakar disebut dengan autocratic legalism," kata Megawati.

Baca Juga : PDIP Pertahankan 70 Incumben Maju di Pilkada 2024 dan Ditarget 60 Persen Kemenangan Se- Indonesia

Presiden kelima RI itu dalam pidato sempat mengutarakan kekagetannya terhadap proses cepat revisi UU MK untuk disahkan menjadi aturan resmi.

Megawati menduga ada kepentingan politik yang besar di balik proses revisi UU MK dan juga UU Penyiaran yang begitu cepat.

"Saya terkaget-kaget, tiba-tiba ada revisi UU MK yang dilaksanakan melalui proses yang tidak benar. Selain dilaksanakan tiba-tiba, dan pada masa reses, sepertinya menyembunyikan suatu kepentingan politik yang begitu besar. Juga rencana pelarangan produk jurnalistik investigatif dalam UU Penyiaran," kata Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.

Megawati kemudian mengatakan solusi menyelesaikan anomali dalam demokrasi bukan mencabut hak rakyat. Menurutnya, pilihan yang lebih bijak ialah percaya ke adagium Vox Populi Vox Dei bahwa suara rakyat itu menjadi perwakilan Tuhan.

"Adagium ini juga diyakini bekerja dalam peribahasa, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai, ataupun dalam berbagai ekspresi Milik Nggendong Lali yang menjadi tema perenungan sosok seniman Butet Kartaredjasa. Terhadap keseluruhan apa yang terjadi, PDI Perjuangan diajarkan oleh sejarah, untuk percaya pada Satyam Eva Jayate, bahwa kebenaran pasti akan menang," kata Megawati.

Baca Juga : Ribuan Kader PDIP dan Sukarelawan Ganjar-Mahfud Hadiri ke Rakernas V PDIP

PDI Perjuangan mengusung tema Satyam Eva Jayate: Kebenaran Pasti Menang dengan subtema Kekuatan Persatuan Rakyat dalam Kebenaran pada Rakernas V.

Sebanyak 4.858 peserta yang terdiri dari fungsionaris partai di berbagai tingkatan dan kepala daerah dan legislatif dari PDI Perjuangan hadir dalam Rakernas V.

PDI Perjuangan sudah memulai rangkaian Rakernas V dengan melaksanakan pawai obor Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam pada Jumat, 24 Mei 2024.

Adapun, obor api diambil PDI Perjuangan dari Mrapen Grobogan kemudian pawai dilakukan di 20 kabupaten atau kota dengan jarak 526 kilometer.

Berita Terbaru

SIER dan Warga Rungkut Wujudkan Harmoni Industri dan Lingkungan untuk Cegah Banjir

SIER dan Warga Rungkut Wujudkan Harmoni Industri dan Lingkungan untuk Cegah Banjir

Rabu, 12 Nov 2025 09:46 WIB

Rabu, 12 Nov 2025 09:46 WIB

Jurnas.net - Di tengah meningkatnya curah hujan yang mulai melanda Surabaya, semangat gotong royong menjadi kunci utama menjaga lingkungan tetap aman dari…

PKB Jatim: Semangat Tiga Pahlawan Nasional Baru Asal Jatim Jadi Ruh Politik Kemanusiaan

PKB Jatim: Semangat Tiga Pahlawan Nasional Baru Asal Jatim Jadi Ruh Politik Kemanusiaan

Selasa, 11 Nov 2025 20:49 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 20:49 WIB

Jurnas.net - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada…

Dosen Unair Sebut Lima Alasan Soeharto Tidak Pantas Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Dosen Unair Sebut Lima Alasan Soeharto Tidak Pantas Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Selasa, 11 Nov 2025 20:43 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 20:43 WIB

Jurnas.net - Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, memicu kritik tajam dari kalangan akademisi. Dosen Fakultas…

SBY Terima Penghargaan Tertinggi ITS: Serukan Kepemimpinan Visioner dan Ekonomi Tanpa Keserakahan

SBY Terima Penghargaan Tertinggi ITS: Serukan Kepemimpinan Visioner dan Ekonomi Tanpa Keserakahan

Selasa, 11 Nov 2025 17:21 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 17:21 WIB

Jurnas.net - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menerima Penghargaan Sepuluh Nopember, anugerah tertinggi…

Universitas Ciputra Tantang Dominasi AI: Desain Harus Dikendalikan Manusia Bukan Mesin

Universitas Ciputra Tantang Dominasi AI: Desain Harus Dikendalikan Manusia Bukan Mesin

Selasa, 11 Nov 2025 15:58 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 15:58 WIB

Jurnas.net - Di tengah derasnya arus adopsi teknologi Generative Artificial Intelligence (GenAI) dalam dunia industri kreatif global, Universitas Ciputra (UC)…

Tim SAR Temukan Lansia Setelah Tiga Hari Tenggelam di Sungai Brantas Kediri

Tim SAR Temukan Lansia Setelah Tiga Hari Tenggelam di Sungai Brantas Kediri

Selasa, 11 Nov 2025 14:37 WIB

Selasa, 11 Nov 2025 14:37 WIB

Jurnas.net - Tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad Sihman, 74, warga Dusun Kras, Kabupaten Kediri, yang tiga hari dilaporkan tenggelam di Sungai Brantas.…