Jurnas.net - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada tiga tokoh asal Jawa Timur: Syaikhona Kholil Bangkalan, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Marsinah.
Acara yang berlangsung di Surabaya, Selasa malam, 11 November 2025. Ini menjadi momentum refleksi bagi PKB untuk menegaskan kembali komitmennya, dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial sebagaimana diwariskan ketiga tokoh tersebut.
Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar, mengatakan bahwa tasyakuran ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk penghormatan mendalam terhadap tokoh-tokoh yang berjuang melampaui batas zaman dan kepentingan pribadi.
"Syaikhona Kholil Bangkalan adalah guru dari para kiai besar di Indonesia, termasuk Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, KH Bisri Sansuri, dan KH Wahab Hasbullah. Sangat layak beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional,” kata Halim.
Halim menilai ketiga tokoh itu memiliki benang merah perjuangan yang sama, mereka berpihak pada kemanusiaan, menolak ketidakadilan, dan membela kaum lemah.
Ia juga menyinggung Marsinah sebagai simbol keberanian perempuan pekerja dalam memperjuangkan hak-hak buruh di tengah represi rezim Orde Baru. "Marsinah menjadi inspirasi bahwa perjuangan menegakkan keadilan dan harkat manusia tak pernah sia-sia. Kini perjuangannya diakui negara,” ujar Halim.
Baca Juga : Dosen Unair Sebut Lima Alasan Soeharto Tidak Pantas Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional
Menurut Halim, nilai-nilai perjuangan Syaikhona Kholil dan Gus Dur menjadi ruh ideologis PKB dalam memperjuangkan politik kemanusiaan.
PKB, lanjutnya, terus berupaya menerjemahkan ajaran itu dalam kebijakan publik yang berpihak pada rakyat kecil.
"Mereka tidak membeda-bedakan manusia dari agama, warna kulit, atau pekerjaan. Semua harus dimanusiakan. Itulah napas perjuangan PKB,” tegas Halim.
Halim juga menyinggung cita-cita Gus Dur yang belum sepenuhnya terwujud, terutama dalam memperjuangkan kesejahteraan buruh dan perlindungan hak asasi manusia.
Ia menegaskan perjuangan itu akan terus dilanjutkan PKB melalui prinsip khifzh al-nafs (menjaga jiwa), khifzh al-mal (menjaga harta), dan khifzh al-nasl (menjaga keturunan) yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan universal.
"Bagi PKB, politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, tetapi jalan pengabdian untuk memanusiakan manusia. Itulah warisan sejati para pahlawan,” pungkasnya.
Editor : Risfil Athon