Jurnas.net – Harga cabai rawit di pasar tradisional di Kota Surabaya, Jawa Timur, terus melonjak tajam lebih dari 100 persen pasca Tahun Baru. Kenaikan ini dipicu oleh cuaca buruk yang menyebabkan penurunan hasil panen petani.
Di antaranya di Pasar Karah Surabaya, harga cabai rawit dijual pedagang mencapai Rp120 sampai Rp130 ribu per kilogram (kg), naik 100 persen dari harga normal sebesar Rp40 ribu per kg.
“Harga cabai sekarang naik mas, biasanya Rp30 sampai Rp40 ribu per kg, sekarang naik Rp130 ribu per kg,” kata Syifa, 43, salah satu pedagang di Pasar Karah, Kamia, 9 Januari 2025.
Kenaikan yang sama juga terjadi di Pasar Dukuh Kupang Surabaya, di mana cabai rawit dijual dengan harga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kg. Padahal sebelumnya, harga cabai rawit hanya berkisar Rp40 ribu per kg.
“Kenaikan harga ini terjadi secara bertahap dalam beberapa minggu terakhir. Tapi lonjakan harga cabai rawit terjadi drastis tadi malam, kemungkinan besar karena cuaca buruk yang mempengaruhi hasil panen,” kata Juminah, salah seorang pedagang di Pasar Dukuh Kupang.
Baca Juga : Strategi BPBD Jatim Tangani Bencana Hidrometeorologi Saat Cuaca Ekstrem
Tak hanya cabai rawit, harga cabai besar juga ikut naik. Saat ini, cabai besar dijual seharga Rp55 ribu per kg, naik dari sebelumnya Rp40 ribu. Kemudian bawang merah dijual dengan harga Rp42 ribu per kg, naik dari harga sebelumnya Rp37 ribu. Lalu bawang putih tetap berada di angka tinggi, yakni Rp45 ribu per kilogram.
Kondisi ini membuat pedagang mengeluhkan penurunan omzet penjualan, karena daya beli masyarakat menurun drastis. “Omzet kami anjlok karena masyarakat lebih hemat. Sekarang mereka membeli cabai dalam jumlah kecil saja,” katanya.
Para pedagang berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga bahan pokok agar tidak semakin memberatkan baik pedagang maupun konsumen. “Kalau harga ini tidak segera stabil, maka semuanya bakal ikut naik juga nantinya,” tandasnya.