Jurnas.net – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan akan mengevaluasi program study tour dan karyawisata (outing class) sekolah. Langkan ini demi keamanan siswa, pasca tragedi yang menewaskan empat siswa SMP Negeri 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta.
“Tentu evaluasi program study tour atau karyawisata sangat penting, demi keamanan siswa,” kata Adhy, di sela mengunjungi rumah duka di Kota Mojokerto, Jumat, 31 Januari 2025.
Adhy pun menyoroti aspek keamanan destinasi, terutama pada musim penghujan yang berisiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi seperti gelombang tinggi. “Destinasi wisata harus dipastikan keamanannya, terutama pada musim dengan potensi bencana tinggi. Tempat yang berisiko harus dihindari demi keselamatan siswa,” ujarnya.
Selain itu, Adhy juga menekankan pentingnya pendampingan ketat selama kegiatan berlangsung. Menurutnya, keamanan siswa harus menjadi prioritas utama dalam setiap perjalanan edukatif.
“Kegiatan harus dijadwalkan dengan baik, memperhatikan waktu istirahat, serta memastikan anak-anak berada di bawah pengawasan pendamping yang kompeten,” katanya.
Baca Juga : 11 Ribu Sapi Terpapar PMK di Jatim, Pemprov Kewalahan?
Kata Adhy, evaluasi ini tidak hanya berlaku di Mojokerto, juga untuk seluruh sekolah di Jawa Timur. Adhy meminta Dinas Pendidikan dan kepala sekolah lebih selektif, dalam memilih destinasi wisata serta memastikan kelayakan transportasi yang digunakan. “Jangan hanya mempertimbangkan biaya murah, tetapi juga faktor keselamatan,” tegasnya.
Seperti diketahui, insiden tragis terjadi saat 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa, 28 Januari 2025 lalu. Sebanyak sembilan siswa berhasil diselamatkan, sementara empat lainnya ditemukan meninggal dunia.